Dari posisi untuk salat raya tahun ini, saya bisa melihat bagaimana setiap sudut kota ini bersatu dalam nuansa lebaran.
Bentangan sajadah memenuhi trotoar dan badan jalan. Semakin mendekati waktu salat, keramaian makin padat, namun tetap tertib.
Saya berada di tengah keramaian itu, menjalani pengalaman pertama yang tak terlupakan di bawah naungan Jembatan Ampera yang ikonik.
Sekitar pukul 06.20 WIB, pengeras suara masjid mulai terdengar jelas. Salat Ied akan segera dimulai, dipimpin oleh imam Masjid Agung dan disertai khutbah dari ulama terkemuka.
Suara takbir raya yang berkumandang, menggema khusuk di langit pagi seperti malam sebelumnya.
Dalam momen ini juga saya sempat mendengar pengumuman bahwa sejumlah pejabat turut hadir, termasuk Wali Kota Palembang Ratu Dewa Prima, wakil wali kota, serta perwakilan Gubernur Sumatera Selatan dan jajaran Forkopimda.
BACA JUGA:Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Sejumlah Ruas Tol Trans Sumatera Terapkan Potongan Tarif 20 Persen
Salat pun dimulai. Dalam barisan rapi, saya berdiri bersama ribuan jemaah lain, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, anak-anak hingga kakek nenek. Di tengah keramaian itu, saya merasa kecil tapi juga terhubung.
Takbir, rukuk dan sujud terasa lebih dalam ketika dilakukan dalam kebersamaan sebesar ini.
Setelah salat, khutbah Idul Adha disampaikan dengan tema pengorbanan dan keikhlasan.
Khatib mengajak seluruh jemaah untuk meneladani Nabi Ibrahim dan mempererat silaturahmi di tengah perbedaan.
BACA JUGA:BRI Dukung UMKM dan Ekonomi Kerakyatan Lewat Desa BRILiaN, Batik Parang Kaliurang Jadi Sorotan
BACA JUGA:BRI Menanam – Grow dan Green: Komitmen Nyata BRI Dukung Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup