SUMEKS.CO - Kondisi ekonomi global saat ini menghadapi berbagai tekanan akibat meningkatnya tensi geopolitik dan perang tarif yang berdampak pada aktivitas perdagangan internasional dan rantai pasok.
Seiring dengan ketidakpastian yang mengiringi perekonomian global, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) tidak tinggal diam.
Sebagai bank dengan porsi pembiayaan UMKM terbesar di Indonesia, BRI terus menyiapkan berbagai strategi guna menjaga kualitas aset dan pembiayaan tetap sehat, khususnya pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi fokus utama bisnis Perseroan.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menyampaikan bahwa meskipun terdapat tekanan pada konsumsi domestik yang mempengaruhi pasar, BRI tetap berkomitmen untuk mengedepankan prinsip pertumbuhan yang selektif.
BACA JUGA:BRI Peduli Salurkan 1.000 Paket Sembako untuk Umat Buddha dalam Memperingati Hari Raya Waisak 2025
BACA JUGA:BRI Raih Peringkat Pertama pada Ajang BSEM 2025, Tunjukkan Komitmen pada Layanan Digital Inovatif
Strategi ini bertujuan agar kualitas kredit tetap terjaga, sekaligus menjaga keberlanjutan pembiayaan dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan.
Hingga Maret 2025, BRI telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp1.126,02 triliun atau setara dengan 81,97% dari total portofolio kredit, yang mencerminkan besarnya kontribusi segmen UMKM terhadap pertumbuhan perusahaan.
Langkah selektif dalam pemberian kredit UMKM sangat penting agar pembiayaan yang diberikan tetap sesuai dengan kondisi pasar yang ada. BRI berusaha agar pertumbuhan pembiayaan tetap selaras dengan kondisi perekonomian tanpa mengorbankan kehati-hatian dalam pengelolaan risiko.
Ini tercermin dalam perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang turun dari 3,11% pada akhir Triwulan I 2024 menjadi 2,97% di akhir Triwulan I 2025. Perbaikan juga terlihat pada rasio Loan at Risk (LAR) yang menurun dari 12,68% di Triwulan I 2024 menjadi 11,12% di akhir Triwulan I 2025.
BACA JUGA:Dari Kaki Gunung Ciremai, Perempuan Tangguh Bangun KWT Berkat Pinjaman Modal dan Pendampingan BRI
BACA JUGA:BRI Konsisten dalam Pemberdayaan UMKM Lewat LinkUMKM, Membantu Pelaku Usaha Naik Kelas
Dalam menghadapi tantangan ekonomi ini, BRI memperkuat fungsi monitoring dan sistem peringatan dini (early warning system) yang memungkinkan bank untuk mengetahui kondisi nasabah secara lebih akurat.
Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi potensi pemburukan kondisi ekonomi yang bisa mempengaruhi kinerja pembiayaan. Dengan adanya sistem ini, BRI dapat melakukan tindakan preventif lebih awal untuk mengurangi potensi kerugian.
Selain itu, BRI juga melakukan penyempurnaan terhadap sistem deteksi fraud (fraud detecting system) untuk memastikan bahwa potensi risiko yang berkaitan dengan kecurangan dan penyalahgunaan dapat teridentifikasi lebih dini.