Pasca kekalahan menyakitkan tersebut, LavAni melalui akun resminya,menyampaikan permintaan maaf, dan ucapan terima kaasih kepada para penggemar.
"Kami mohon maaf kepada fans Jakarta LavAni Livin’ Transmedia. Takdir mengatakan LavAni harus terhenti di juara Proliga 2025. Kepada para atlet, terima kasih atas perjuangan kalian. Dan selamat kepada tim Jakarta Bhayangkara Presisi sebagai juara Proliga 2025," tulis manajemen LavAni.
Dalam briefing sebelum pertandingan, owner LavAni, SBY, telah mengingatkan bahwa, “Kalah tidak patah dan menang tidak terbang.”
Ungkapan ini kini menjadi pengingat kuat bagi para pemain dan pendukung setia LavAni.
Di media sosial, fans LavAni tetap menunjukkan dukungan tanpa henti.
Akun @dedy menyebut, “LavAni belum beruntung. Tahun depan juara.”
Sementara akun @bambang menyarankan agar para pemain tetap fokus dan tidak terlalu berlebihan dalam selebrasi.
“Atur energi. Dan jangan berlebihan selebrasi meski diperbolehkan.”
Akun @gmlr turut menambahkan, “Grand final Proliga itu adu mental, fisik dan strategi. Ayo LavAni tetap merendah meski dari awal tak terkalahkan.”
Komentar lain dari @imas juga menyoroti sikap pelatih saat selebrasi, “LavAni is the best. Selebrasi pelatih mestinya biasa aja kale.”
BACA JUGA:Proliga 2025: PBSB Tumbang di Perebutan Juara Tiga, Netizen Murka Minta Ganti Pelatih
BACA JUGA:Sosok Junaida Santi Raih MVP Proliga 2025, Diprediksi Lebih Hebat dari Megawati
Sementara itu, sebagian fans LavAni yang lain menganggap pergantian pelatih bisa menjadi solusi. “LavAni ganti pelatih, biar tahun depan juara,” tulis @kukuh.
Pelatih Bhayangkara Presisi, Reidel Toiran, mengakui bahwa kemenangan ini hasil dari persiapan matang.
"Setelah final four kemarin, kami fokus membenahi kualitas permainan. Kami tekankan kepada para pemain untuk tidak panik saat tertinggal. Dan malam ini, hasilnya terlihat," ujar Toiran.
Ya. Laga grand final 2025 di Yogyakarta berlangsung sengit sejak awal.