Sedangkan Low Carb Diet lebih fleksibel dan nyaman untuk dijalani, memungkinkan menikmati variasi makanan lebih banyak, dan lebih cocok untuk gaya hidup jangka panjang.
BACA JUGA:Ternyata 6 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Membuat Badan Langsing Tanpa Diet Ketat, Apa Saja?
BACA JUGA:Diet ala Dokter Reisa Broto Asmoro, Kuncinya Konsultasi ke Ahli
Meski begitu, nurunin berat badan dengan Low Carb cenderung lebih lambat dibandingkan Keto, dan tetap butuh kontrol porsi agar hasilnya optimal.
Dalam konteks Gen Z yang aktif, sibuk, dan suka fleksibilitas, pilihan antara Keto dan Low Carb sebaiknya disesuaikan dengan gaya hidup masing-masing.
Kalau ingin hasil cepat untuk event tertentu, seperti wisuda atau liburan, Keto bisa menjadi opsi, tentu dengan pengawasan ketat dan jangka waktu terbatas.
Tapi jika ingin membangun pola hidup sehat berkelanjutan, Low Carb Diet jauh lebih realistis dan nyaman.
BACA JUGA:Ini Loh 4 Sayuran yang Nyaris Tanpa Kalori, Cocok Banget Buat Lalapan dan Teman Makan Saat Diet
BACA JUGA:Resep Vietnamese Spring Roll With Cabbage, Camilan untuk Diet yang Sehat dan Enak
Sesuai dengan karakter Gen Z yang suka keseimbangan antara produktivitas, kesehatan, dan menikmati hidup, Low Carb Diet menawarkan jalur tengah yang stabil tanpa banyak tekanan sosial.
Sebelum memilih, penting untuk mempertimbangkan faktor aktivitas harian, kondisi kesehatan tubuh, dan respons personal terhadap pola makan tertentu.
Jika tubuh merasa lemas berlebihan atau malah memperparah kondisi medis tertentu, sebaiknya tidak memaksakan diet ekstrem seperti Keto.
Dengerin tubuh sendiri adalah kunci. Tidak semua orang cocok dengan pendekatan yang sama, dan keberhasilan jangka panjang lebih ditentukan oleh konsistensi ketimbang hasil instan.
BACA JUGA:Puasa segera Tiba, Berikut Cara Diet yang Efektif Turunkan Berat Badan, Bukan Makan Sedikit Ya!
BACA JUGA:8 Jenis Olahraga Kardio yang Cocok Buat Program Diet untuk Membakar Lemak, Apa saja?
Pada akhirnya, baik Keto maupun Low Carb punya tempat masing-masing di dunia diet modern.