PALEMBANG, SUMEKS.CO - Sebuah bangunan tua bergaya kolonial di jantung Kota Palembang, yang selama ini dikenal sebagai Museum Tekstil, akan segera mengalami transformasi tak biasa.
Gedung bersejarah yang terletak di Jalan Merdeka, Kelurahan Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil ini, dalam waktu dekat akan difungsikan sementara sebagai kantor operasional Pengadilan Negeri (PN) Palembang.
Perubahan fungsi ini dilakukan menyusul renovasi total gedung PN Palembang yang berada di Jalan Kapten A. Rivai.
Menariknya, gedung yang selama ini menjadi penjaga warisan budaya kain tradisional songket, akan menjadi tempat di mana roda keadilan berputar dan hukum ditegakkan.
BACA JUGA:Gedung PN Palembang Bakal Direnovasi, Awal Mei Ini Sidang Direlokasi ke Museum Tekstil
BACA JUGA:Bangunan Museum Tekstil Sumsel Dulu Digunakan Sebagai Kantor Gubernur Pemerintahan Hindia Belanda
Juru Bicara PN Palembang, Harun Yulianto SH MH, membenarkan hal tersebut. "Tanggal 5 Mei nanti, seluruh operasional PN Palembang termasuk proses persidangan akan dipindahkan sementara ke Gedung Museum Tekstil," ujarnya singkat, Jumat 24 April 2025.
- Gedung Bersejarah yang Penuh Cerita
Gedung Museum Tekstil bukan sekadar bangunan. Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang sejarah Bumi Sriwijaya.
Dibangun pada tahun 1888 pada masa penjajahan Belanda, arsitekturnya merupakan perpaduan gaya Indische yang khas, menggabungkan unsur lokal dengan sentuhan Eropa kolonial.
Museum Tekstil Sumsel di Jl Merdeka, Kota Palembang.-Edy Handoko-
Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas pejabat Belanda. Seiring perubahan zaman dan kemerdekaan Indonesia, fungsinya pun berganti-ganti.
Pernah menjadi markas militer, perkantoran pemerintahan, hingga akhirnya pada awal 2000-an, dialihfungsikan menjadi Museum Tekstil oleh pemerintah daerah.
Sebagai museum, bangunan ini menjadi rumah bagi ragam warisan budaya, terutama kain songke kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan.
Tak hanya memamerkan kain-kain indah, Museum Tekstil juga merekam nilai-nilai sosial, budaya, hingga spiritual dari setiap helai wastra yang dipajang.