AFAD mengimbau masyarakat untuk menjauhi bangunan hingga dilakukan pemeriksaan struktur? dan meminta warga untuk tidak mempercayai informasi tidak resmi yang beredar di media sosial.
Negara Rawan Gempa
Turki memang berada di kawasan rawan gempa, di antara dua lempeng tektonik utama yang menekan wilayah tersebut dari dua sisi.
Hal ini menjadikan gempa sebagai kejadian yang tidak asing.
Pada tahun 2023, Turki dilanda salah satu gempa paling mematikan di dunia dengan kekuatan 7,8 SR, yang menyebabkan lebih dari 55.000 orang meninggal di wilayah selatan Turki dan utara Suriah.
Reaksi dan Seruan Pemerintah
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, melalui akun X (Twitter), menyampaikan:
"Gempa berkekuatan 6,2 terjadi di Silivri, Laut Marmara, Istanbul. Tim dari AFAD dan lembaga terkait telah mulai melakukan pemeriksaan di lapangan. Saya mengirimkan doa dan harapan terbaik kepada warga yang terdampak. Semoga Allah lindungi bangsa dan negara kita dari bencana."
Wartawan BBC News yang menetap di Istanbul, Orla Guerin, mengatakan bahwa selama enam tahun tinggal di sana, ini adalah gempa terkuat yang pernah ia rasakan.
AFAD memastikan akan terus memantau situasi dan memberikan informasi resmi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti petunjuk evakuasi bila diperlukan, dan tidak mempercayai berita hoaks.
Nasib WNI Aman Usai Gempa M6,2 Guncang Istanbul
Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, memastikan hingga saat ini belum ada laporan mengenai korban dari Warga Negara Indonesia (WNI), akibat gempa berkekuatan Magnitudo 6,2 yang mengguncang Istanbul, Rabu 23 April.
“Laporan sementara dari Satgas Istanbul dan KJRI belum ada laporan mengenai korban,” ujar Dubes Rizal melalui pesan singkat.
Data KJRI menunjukkan terdapat 2.648 WNI yang tinggal di Istanbul dan sekitarnya. Di antaranya, 864 adalah pekerja migran profesional, 776 pelajar, dan 669 ibu rumah tangga yang menikah dengan warga Turki. Dari jumlah tersebut, 1.797 berada di wilayah Kota Istanbul, termasuk 335 pelajar.