Kaligrafi Arab yang ditemukan di dinding makam memuat potongan ayat-ayat Al-Qur'an, termasuk Surah Al-Anbiya ayat 107 dan Surah Ya-Sin ayat 12.
Selain itu, ditemukan juga kain dengan sulaman emas seperti doa-doa dalam bahasa Arab, yang menutupi sebuah nisan batu putih.
BACA JUGA:Baru Terekspos, Tim Peneliti Makam Nabi Zulkifli di Tembok Cina Temukan Tulang dan Artefak
Penemuan makam di tembok besar Cina ini memicu berbagai spekulasi tentang siapa yang dimakamkan di sana.
Beberapa ahli menduga bahwa makam tersebut adalah tempat peristirahatan Nabi Dzul-Kifli, yang dalam tradisi Islam diyakini pernah bermukim di wilayah timur.
Ada juga teori yang menyebutkan bahwa makam ini mungkin milik seorang wali besar atau tokoh penting dalam penyebaran Islam di Asia Timur.
BACA JUGA:Cerita Kocak Emak-emak Booking Tempat Salat Ied Lebaran, Pas Hari H Ada Saja yang Main Geser
Penemuan ini segera menjadi pusat perhatian dunia. Para ahli dari berbagai negara mulai berdatangan untuk mempelajari lebih lanjut temuan ini. Namun, tidak semua pihak menerima klaim ini begitu saja.
Beberapa skeptis menyatakan bahwa bukti-bukti yang ditemukan belum cukup untuk memastikan bahwa makam tersebut benar-benar milik seorang nabi.
Pemerintah Cina juga telah membatasi akses ke lokasi penemuan untuk melindungi situs tersebut dari kerusakan lebih lanjut.
Tembok Besar Cina adalah salah satu keajaiban dunia yang dibangun untuk melindungi wilayah Tiongkok dari serangan suku nomaden di utara.
BACA JUGA:Makna Tradisi Sanjo Palembang yang tak Lekang oleh Waktu: Menjaga Silaturahmi dan Kearifan Lokal
Pembangunan tembok ini dimulai pada abad ke-3 SM oleh Kaisar Qin Shi Huang, kaisar pertama Dinasti Qin, dan terus ditemui oleh berbagai dinasti selama lebih dari 2.000 tahun.