Ia tidak sendirian. Turut serta dalam rombongan: John Boemihardjo, Koh Hay, dan Joko Sumalis.
Hari pertama, mereka menempuh jarak sekitar 300 km menuju Salatiga. Hari kedua, rute dilanjutkan ke Cirebon.
Dan pada hari ketiga, Minggu, 13 April 2025, mereka menuntaskan etape terakhir sejauh 245 km. Tujuannya: Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Total jarak yang ditempuh mencapai 825 kilometer. Semuanya dilakukan dalam tiga hari.
Perjalanan ini juga bersifat unsupported. Tanpa kendaraan pengawal atau mobil logistik. Semua perlengkapan dibawa sendiri dalam tas sepeda. Makan pun dilakukan di warung sederhana di sepanjang perjalanan.
Sesampainya di Jakarta, Azrul langsung dijamu oleh Pramono Anung di Balai Kota. Dalam pertemuan itu, Azrul berkata, “Saya sudah memenuhi janji saya, Mas Pram.”
“Setidaknya, saya tidak malu bertemu Mas Pram sekarang,” ujarnya sambil tertawa.
Azrul berharap, aksinya bisa memberi semangat. “Jadi Gubernur Jakarta itu tantangannya besar,” katanya. Ia juga menitipkan pesan dari komunitas sepeda.
“Agar budaya bersepeda di Jakarta terus diperhatikan dan dikembangkan.” “Kalau Jakarta ramah sepeda, maka Indonesia akan ikut maju,” tambahnya.
BACA JUGA:Selangkah Menuju Amerika
BACA JUGA:Usai Raih Emas di SEA Games, Timnas Basket Indonesia Fokus Lolos Piala Dunia
Pramono pun memberikan apresiasi. Ia mengaku sempat mengira janji itu hanyalah gurauan.
“Saya kira waktu itu cuma candaan. Tapi ternyata Mas Azrul serius,” ujarnya. “Komitmennya luar biasa. Ini menunjukkan sikap konsisten dari seorang sahabat,” lanjut Pramono.
Tak hanya menyambut, Pramono juga mengajak Azrul berdiskusi. Mereka membicarakan berbagai hal.
Salah satunya tentang pengembangan olahraga usia muda di Jakarta. Tentu saja termasuk DBL, yang sudah menjadi ikon kompetisi basket pelajar.
“Kita akan dukung DBL. Ini ajang penting bagi pelajar dan olahraga di Jakarta,” kata Pramono. “Apalagi saya juga pernah merasakan euforia pertandingan basket saat muda,” tambahnya.