BACA JUGA:Ahmad Sahroni Pantau Kasus ‘Polisi Tembak Polisi’ di Solok Selatan, Soroti Perlakuan Anggota Propam
Tidak hanya emas, wilayah ini juga kaya akan bahan tambang lainnya, seperti tembaga, perak, dan batu gamping.
Namun, di balik kekayaan tersebut, tambang di Solok Selatan sering menjadi pusat kontroversi, terutama terkait aktivitas tambang ilegal.
Sebagian besar tambang emas yang beroperasi di sini dilakukan tanpa izin resmi, mengancam lingkungan dan keselamatan warga sekitar.
Geografi dan Potensi Alam Solok Selatan
Wilayah Solok Selatan memiliki topografi yang bervariasi. Sebagian besar wilayahnya adalah kawasan perbukitan dengan kemiringan lebih dari 40 derajat, membuatnya rawan longsor.
Namun, di sisi lain, daerah ini memiliki tanah yang sangat subur, cocok untuk pertanian dan perkebunan.
Kabupaten ini juga dilalui oleh 18 aliran sungai besar, seperti Sungai Batang Hari dan Batang Sangir, yang menjadi sumber daya air penting.
Secara geologis, wilayah ini berada di atas patahan Sumatera yang aktif. Hal ini membuatnya rawan gempa bumi, tetapi juga memberikan potensi panas bumi yang besar.
Beberapa titik di Solok Selatan bahkan memiliki mata air panas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
BACA JUGA:Ratusan Kades dan Warga Desa Air Solok Batu Tuntut Keadilan di Kantor Bupati
Tambang Emas Ilegal dan Dampaknya
Solok Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tambang emas ilegal terbesar di Indonesia.
Aktivitas tambang ini tersebar di empat kecamatan utama, yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Sangir, dan Sangir Batanghari.
Tambang ilegal ini menjadi masalah serius karena dampaknya yang merusak lingkungan.