Menurut Rohman, calon wakil bupati MUBA, berdasarkan kesepakatan, pertanyaan yang dilontarkan oleh masing-masing paslon.
Bukan, mendapatkan pertanyaan saat debat kandidat yang terketik rapi serta diamplopi.
BACA JUGA:Survei Terbaru Pilgub Sumsel Pasca Debat Kedua, LSI Sebut HDCU Masih Unggul 65 Persen
BACA JUGA:Paslon M Toha-Rohman Pilih WO di Debat Kedua Calon Bupati Muba 2024, Ini Penyebabnya
''Kalau berdasarkan kesepakatan semua paslon dan KPU, pertanyaan saat debat adalah disampaikan langsung oleh masing-masing Paslon,'' kata Rohman.
Nah, karena menduga telah terjadi ketidaknetralan dan melanggar kesepakatan awal, maka paslon 02 itu enggan merespon.
Dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan arena debat kandidat alias WO yang diselenggarakan oleh KPU Muba.
Dugaan ketidaknetralan penyelenggara debat paslon juga dilontarkan oleh Yudi Purna Nugraha - Yenni Elita Sofyan (YPN-YES) dengan nomor urut 01 untuk Pilkada di Kabupaten OKU.
BACA JUGA:Sebut Tak Fair, Tim-Paslon Bupati dan Wakil Bupati OKU Nomor Urut 1 Walkout dari Debat Publik Kedua
Paslon YPN-YES mempersoalkan beberapa perlakuan berbeda dibandingkan paslon 02.
Seperti dikutip dalam beberapa video yang beredar di media sosial, YPN merasakan ketidakadilan.
''Mulai dari jumlah pendukung yang boleh dana bisa masuk ke arena debat. Hingga, buruknya kualitas mic serta kami sangat terganggu dengan bunyi timer sedangkan waktu penyampaian program masih tersisa 1 menit 45 detik lagi,'' tukas Yudi.
Tensi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024 kian meninggi. Apalagi jelang sepekan lagi pencobolosan.
Menyikapi hal itu, Ketua Bawaslu Sumsel Kurniawan menegaskan jika debat paslon harus tetap berjalan hingga selesai.