Innalillahi, Ancaman Banjir Lahar di Lereng Gunung Lewotobi, BMKG Imbau Warga Waspada

Selasa 19-11-2024,07:16 WIB
Reporter : Suci MH
Editor : Rakhmat MH

Innalillahi, Ancaman Banjir Lahar di Lereng Gunung Lewotobi,  BMKG Imbau Warga Waspada

Jakarta, sumeks.co- Innalillahi waina ilaihi rojiun. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan serius tentang potensi bencana banjir lahar hujan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Peringatan ini seiring datangnya musim hujan yang diperburuk oleh fenomena La Nina dan dinamika atmosfer yang dapat memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

Kesiapsiagaan di Lereng Gunung dan Jalur Sungai

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat yang tinggal di lereng gunung Lewotobi serta sepanjang jalur aliran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan. 

BACA JUGA:Nikita Mirzani Sarankan Novi Salurkan Donasi Buat Agus ke Lokas Bencana Korban Gunung Erupsi di NTT

BACA JUGA:Menteri Nusron Siapkan 50 Hektare Tanah untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki NTT

"Belajar dari kasus banjir lahar hujan di Gunung Marapi, Sumatra Barat, kami meminta seluruh pihak waspada. Banjir lahar hujan sangat berbahaya, dapat mengancam nyawa, menutup pemukiman, dan mengangkut material vulkanik seperti batu besar ke sungai," ujarnya.

Banjir lahar hujan terjadi saat air hujan bercampur dengan material vulkanik, seperti pasir, abu, dan bebatuan dari gunung berapi yang erupsi. 

Material tersebut sering kali tersisa di puncak atau lereng gunung setelah letusan dan dapat terbawa arus deras saat hujan lebat melanda.

Fenomena La Nina Meningkatkan Risiko

Dwikorita juga menyoroti bahwa potensi banjir lahar hujan meningkat akibat fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Maret atau April 2025.

 La Nina, fenomena iklim global yang ditandai dengan suhu permukaan laut lebih dingin di Samudra Pasifik, meningkatkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia hingga 20-40 persen.

“Di musim hujan yang dibarengi La Nina, intensitas curah hujan cenderung lebih tinggi, meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir lahar hujan, khususnya di kawasan terdampak erupsi,” jelasnya.

BACA JUGA:Pria Ini Tak Mampu Menahan Tangis Saat Balik dan Melihat Kampungnya Hancur Paska Letusan Gunung Lewotobi

Kategori :