Para penipu mengandalkan kelengahan pengguna yang tidak mengecek URL di bagian bawah kiri layar browser.
Pada tahun 2020, para ahli keamanan siber di KnowBe4 memberikan peringatan metode mengecek link dengan hovering tidak selalu aman. Mereka mempertanyakan bagaimana jika semuanya cuma jebakan.
--
Meski Google menyatakan mereka memblokir lebih dari 99,9 persen spam dan upaya phishing, serta menggunakan proteksi berbasis AI untuk mendeteksi metode manipulasi link, pengguna tetap dihimbau untuk berhati-hati.
Pihak Google sendiri menyatakan bahwa Gmail memperhitungkan metode pengaburan tautan saat mengklasifikasikan pesan.
Selain itu, Gmail secara otomatis memindai lampiran dalam pesan yang dikirim dan diterima untuk mencari virus.
Oleh sebab itu, pihak Google menyarankan kepada para pengguna untuk mengikuti kuis phishing Gmail hingga membantu mereka mempelajari cara mengenali email yang mencurigakan.
BACA JUGA:Ini Hari Pahlawan 2024, Heningkan Cipta dan Kibarkan Bendera Sang Saka Merah Putih
Selain itu, jika memungkinkan, gunakan aplikasi email di desktop atau perangkat seluler yang lebih aman daripada akses melalui browser.
Dengan kewaspadaan ekstra, pengguna Gmail bisa menghindari risiko pencurian data dan finansial yang diincar oleh para pelaku kejahatan siber.