Persebaya juga harus mengatasi masalah kelelahan di babak kedua.
Beberapa kali pemain mereka terlihat mengalami penurunan stamina, terutama dalam menghadapi aksi solo run dari Gali Freitas yang merepotkan pertahanan Persebaya.
Namun, Persebaya tetap disiplin dalam bertahan dan berusaha memanfaatkan serangan balik untuk menambah keunggulan.
Dalam laga ini, Persebaya menunjukkan dominasinya dalam penguasaan bola dengan persentase sebesar 58%, berbanding 42% milik PSIS.
Bajol Ijo juga lebih banyak melepaskan tembakan ke gawang, dengan total empat kali tembakan on target. Di sisi lain, PSIS hanya mampu menciptakan dua peluang emas sepanjang pertandingan.
Syahrul Trisna, kiper PSIS, tampil gemilang dengan melakukan beberapa penyelamatan penting yang menghalau tendangan-tendangan Persebaya, terutama di babak pertama.
Namun, aksi heroiknya tak mampu menyelamatkan PSIS dari kekalahan.
Ini adalah kemenangan pertama Persebaya dalam empat pertandingan terakhir, setelah sebelumnya mereka mengalami beberapa hasil imbang dan kekalahan.
Di sisi lain, kekalahan ini memperpanjang tren buruk PSIS Semarang.
Laskar Mahesa Jenar telah menelan enam kekalahan dari tujuh pertandingan terakhir musim ini, membuat mereka terpuruk di papan bawah dengan hanya tujuh poin.
Situasi ini tentu menjadi tekanan tersendiri bagi pelatih Gilbert Agius yang perlu segera membenahi performa timnya agar bisa bangkit di pertandingan berikutnya.
Jeda Internasional: Waktu Berharga untuk Pemulihan dan Persiapan
Setelah pertandingan ini, kompetisi akan memasuki jeda internasional. Persebaya memiliki waktu untuk memperbaiki kelemahan dan memulihkan kondisi pemainnya.
Usai jeda, Persebaya dijadwalkan bertanding melawan Persija Jakarta pada 22 November, yang diprediksi akan menjadi laga berat bagi Bajol Ijo.
BACA JUGA:BRI Liga 1, Rans Nusantara Redam Amuk Persebaya, Skor Akhir 2-2, Misi Revans Tak Berhasil