“Saya lihat juga sudah anggak ada jalan lagi, benar-benar full hutan,” katanya.
Ditanya soal rasa takut? Naomi bahkan tidak merasakan itu. “Kalau takut nggak sih cuma lebih pada kedinginan, bagaimana caranya nutup biar hangat,” jawabnya.
“Aku nggak peduli tentang kayak setan-setan, itu aku sudah tidak memikirkan hal seperti itu, yang penting tubuh aku hangat,” tegasnya.
Pokoknya yang ada dalam pikiran Naomi saat itu adalah semua tentang keluarganya.
Cerita Naomi Daviola survival hilang 3 malam di gunung Slamet, ternyata berusaha keras mengirit makan roti bekal yang dibawanya, dan untungnya dia menemukan mata air.
“Cara untuk bertahan hidup itu kalau kita turun ke bawah itu ada sumber mata air, jadi bisa minum dari situ kalau untuk makannya mungkin dari roti yang kemarin saya bawa itu, masih bisa saya makan,” ujar Naomi saat diwawancara @jatengnews.tv.
Dan memang, lanjut Naomi, harus irit-irit makan rotinya. “Karena ‘kan juga nggak tahu kita berapa lama diatas sana,” ungkapnya.
Jadi memang harus bertahan hidup bagaimana caranya.
“Selama tersesat sempat teriak-teriak minta tolong juga pas diatas dan pas di pos 7 juga ada seperti yang denger, tapi pas dicari sayangnya nggak ada orang,” kenangnya.
Soal petunjuk burung itu, Naomi mengatakan dia sempat ragu.
“Sebenarnya agak ragu yang dari awalnya ya karena ‘kan juga saya nggak tahu itu burungnya jenis apa dan dia tuh baik atau nggak,” katanya.
Namun Naomi mengatakan ada saja feelingnya untuk mengikuti burung itu.