Langit Timur Tengah Mencekam, Iran Luncurkan Rudal Balistik ke Israel, Negara Tetangga Tutup Wilayah Udara

Rabu 02-10-2024,17:37 WIB
Reporter : Indra MH
Editor : Rakhmat MH

Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat siap mendukung Israel dalam upaya serangan balasan terhadap Iran.

 "Amerika Serikat sepenuhnya mendukung Israel," kata Biden dalam konferensi pers di Washington. Ia juga menyatakan akan berdiskusi lebih lanjut dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk membahas langkah-langkah yang akan diambil oleh kedua negara.

Tak hanya dari pemerintah AS, calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, juga mengutuk keras serangan Iran. 

Ia mengatakan bahwa Iran telah menjadi "sumber teror" di seluruh dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Trump menambahkan bahwa kebijakan Iran dalam meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Eskalasi Konflik Timur Tengah: Dampak pada Perekonomian Global

Serangan rudal Iran terhadap Israel terjadi di tengah situasi yang sudah sangat tegang antara kedua negara. 

Pada Selasa malam, Iran dilaporkan meluncurkan setidaknya 180 rudal balistik ke berbagai target di Israel, termasuk pangkalan militer dan fasilitas keamanan vital. 

BACA JUGA:Terlalu! Masjid Al-Omari Gaza, Saksi Bisu Sejarah Kejayaan Islam di Palestina Hancur Lebur Oleh Agresi Israel

Iran mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan dua tokoh penting pro-Iran di Lebanon dan Palestina.

Yakni pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang dibunuh oleh serangan Israel dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut laporan dari Garda Revolusi Iran (IRGC), serangan ini menggunakan rudal balistik hipersonik Fatah, yang merupakan senjata canggih yang baru dikembangkan oleh Iran. 

Rudal ini diklaim memiliki kecepatan tinggi dan kemampuan untuk menembus sistem pertahanan rudal Israel, Iron Dome.

Meski Israel mengklaim berhasil mencegat sejumlah besar rudal yang ditembakkan Iran, beberapa rudal dilaporkan berhasil mencapai target di wilayah tengah dan selatan Israel.

Eskalasi konflik ini menambah beban bagi perekonomian global yang sudah rentan akibat pandemi dan konflik lainnya, seperti perang Rusia-Ukraina.

 Pasar keuangan internasional mencermati perkembangan ini dengan hati-hati, terutama karena potensi gangguan terhadap pasokan energi global, mengingat pentingnya Timur Tengah sebagai produsen minyak dunia.

Kategori :