Dulmuluk dan Dulmalik: Film Horor Komedi Pertama Berbahasa Palembang di Layar Lebar
Oleh: Dr. (c) Tri Puji Handayani, S.Pd., M.Sn.
Film Dulmuluk Dulmalik yang sedang tayang di bioskop Palembang membawa semangat kuat untuk pelestarian budaya dan kesenian daerah khususnya Palembang.
Inisiatif film pertama lahir dari seorang putra asli Palembang, Anwar Fuady, yang memiliki kepedulian mendalam terhadap warisan leluhurnya.
Anwar Fuady menggagas proyek ambisius ini bertujuan untuk mengangkat legenda Dulmuluk sebagai film pertama berbahasa Palembang ke layar lebar
Aktor kawakan itu berkolaborasi dengan pemerintah Sumatera Selatan untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Hasilnya adalah film bergenre horor komedi pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan dialog bahasa Palembang, sebuah gebrakan yang belum pernah ada sebelumnya.
Proses pembuatan film pertama berbahasa Palembang melewati beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pembuat film.
Mulai dari merangkum esensi cerita rakyat Dulmuluk yang kaya akan makna, menyusun dialog yang autentik dalam bahasa Palembang, hingga pencarian lokasi syuting yang sesuai dengan setting dalam cerita film ini.
Dengan semangat untuk melestarikan budaya Palembang yang menjadi motivasi utama bagi seluruh tim produksi untuk terus berkarya tantangan tersebut dapat dihadapi selama proses produksinya.
BACA JUGA:Wacanakan Dulmuluk Bermula di Lr Taman Bacaan, Pastikan Dulu Ini!
Dulmuluk bukan sekadar nama tokoh, melainkan simbol dari semangat juang, komedi, dan kearifan lokal dari masyarakat Palembang.
Tokoh ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Palembang selama berabad-abad.
Melalui inspirasi ikon nama lakon Dulmuluk yang diangkat ke layar lebar, Anwar Fuady ingin menghidupkan kembali semangat tersebut dan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal akar budaya mereka.