Massa Anarkis Bubarkan Diskusi Forum Tanah Air, Begini Respon Keras Pelaku Diskusi dan Sejumlah Tokoh

Sabtu 28-09-2024,18:10 WIB
Reporter : Indra MH
Editor : Rahmat MH

Kejadian yang Menghebohkan Jagat Dunia Maya

Insiden ini juga menjadi sorotan besar di dunia maya, terutama setelah video pembubaran paksa tersebut diunggah di beberapa platform seperti YouTube Hersubeno Point dan Forum News Network (FNN). 

Video tersebut telah ditonton oleh lebih dari 53.617 penonton dan mendapatkan 4.911 komentar dari warganet.

 Kebanyakan komentar yang masuk mengecam tindakan anarkis kelompok massa tersebut dan mempertanyakan peran aparat keamanan yang dianggap tidak tegas dalam menangani situasi.

Seorang warganet menulis, "Bagaimana bisa di negara seperti Indonesia, acara diskusi dibubarkan dengan cara yang brutal seperti ini? Di mana polisi? Ini sangat memalukan!" Komentar-komentar serupa terus mengalir, menunjukkan betapa besar kekecewaan masyarakat terhadap kejadian ini.

BACA JUGA:Protes Hasil Pemilu, Ratusan Massa Anarkis di Kantor KPU OKU Timur, Polisi Amankan Provokator

BACA JUGA:Polisi Bubarkan Pendukung Lukas Enembe, Peluru Nyasar Terkena Warga

Refly Harun: Aksi Primitif dan Barbar

Dalam pernyataan terpisah, Prof. Refly Harun, pakar hukum tata negara, juga menyuarakan ketidakpuasannya atas insiden ini.

Ia menyebut tindakan massa yang masuk ke dalam ruang diskusi dan merusak fasilitas sebagai aksi primitif dan barbar. 

"Kalau mau demo, ya silakan demo di luar. Tapi kalau sudah masuk ke dalam dan merusak, itu barbar. Ini bukan cara orang yang beradab," ujar Refly.

Refly juga menambahkan bahwa kejadian ini menunjukkan bahwa ada pihak-pihak yang takut dengan pemikiran dan gagasan, bukan dengan kekerasan fisik. "Yang benar itu takut dengan preman perampas tanah, bukan dengan orang yang menyampaikan gagasan di forum diskusi," tegasnya.

Selain itu, Refly meminta agar Kapolri segera menindaklanjuti kejadian ini dan menuntut pertanggungjawaban dari Kapolda Metro Jaya. 

"Kami ingin kejelasan, siapa yang bertanggung jawab atas pembiaran ini? Jika tidak ada tindakan tegas, ini akan menjadi preseden buruk bagi masa depan demokrasi di Indonesia," pungkasnya.

Kejadian di Hotel Grand Kemang bukan sekadar insiden kecil. Ini adalah cerminan dari situasi yang lebih besar, yakni semakin rapuhnya demokrasi di Indonesia.

Ketika diskusi yang seharusnya menjadi ruang untuk bertukar pikiran dihancurkan dengan tindakan kekerasan, maka ada yang salah dengan sistem kita.

Kategori :