"Jadi saya cepat pulang dan orang di sini bisa makan. Terimakasih semua saya harap juga sebentar lagi bisa ketemu keluarga saya lagi. Terima kasih," kata Philip dalam video tersebut.
BACA JUGA:Tragis, Pilot Selandia Baru Ini Dieksekusi KKB, Bagaimana Nasib Pilot Susi Air? Masih Misterius
BACA JUGA:SIAP-SIAP! Negosiasi Gagal, KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air, Polisi Siapkan Tindakan Tegas
Diunggahan tersebut juga terekam saat Satgas Ops Paro dan Damai Cartenz mengirimkan bantuan makanan kepada masyarakat yang merawat Pilot Philip di Kampung Yuguru.
Kemudian saat akan melepaskan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens, masyarakat Kampung Yuguru mengadakan upacara adat bakar batu.
Disana terekam Philip duduk di kayu diapit dua pria serta ada puluhan orang di belakangnya. Setelah itu Philips tiba di bandara Kota Timika untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Susi Pudjiastuti selaku pemilik maskapai penerbangan Susi Air mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia.
BACA JUGA:Tragis, Pilot Selandia Baru Ini Dieksekusi KKB, Bagaimana Nasib Pilot Susi Air? Masih Misterius
BACA JUGA:SIAP-SIAP! Negosiasi Gagal, KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air, Polisi Siapkan Tindakan Tegas
Hal itu diungkapkannya dalam akun Twitter miliknya @susipudjiastuti Sabtu 21 September 2024.
"Alhamdullilah Hirrabbil Alamiin. Mendapat Kabar Captain Pilot Phillip Mehrtens telah kembali, sudah berada di Timika. Alloh Maha Besar dan Kasih. Terima kasih kami kepada Pemerintah Bapak @jokowi @prabowo@ Puspen_TNI @ListyoSigitP @HumasPolrid an seluruh pihak yang telah membantu kepulangan Pilot kami" tulis Susi.
Untuk diketahui, Philip Mark Marthens di sandera selama 19 bulan. Yaitu sejak 7 Februari 2023. Philip disandera setelah pesawatnya mendarat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Pilot asal Selandia Baru tersebut dibebaskan oleh KKB setelah melalui proses negosiasi panjang yang dilakukan oleh Tim Gabungan TNI-Polri.
BACA JUGA:Viral Video Ancaman Pembunuhan Pilot Susi Air oleh KKB Papua, TNI-Polri Tak Mau Gegabah
Yaitu yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024. Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, menegaskan bahwa proses pembebasan ini tidak dilakukan melalui operasi militer, melainkan pendekatan lunak (soft approach).