PEMIMPIN MACHIAVELLIAN ADALAH MAUT

Sabtu 07-09-2024,15:17 WIB
Reporter : Rakhmat MH
Editor : Rahmat

Dia lah yang pertama kali memisahkan antara etika dan moral dari politik. Juga memisahkan agama dari politik. Dan mengajukan konsep negara sekuler. 

Pemikirannya pun menjadi antitesis bagi “politik ideal” yang tidak memisahkan etika dan politik ala Plato atau Aristoteles.

Pada praktik pemerintahan Machiavellian, pemimpin punya kecenderungan untuk berbohong, memanipulasi, dan mengeksploitasi ketakutan publik. 

BACA JUGA:Innalillahi, Usai Bertemu Kalla dan Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Hamas Ini Tewas dalam Serangan

BACA JUGA:Rahasia Sukses! Dibalik Kisah Nabi Sulaiman Menaklukkan Ratu Balqis, Pemimpin Kerajaan Saba

Serta menghalalkan segala cara agar masyarakat mengikuti aturan untuk mewujudkan apa yang mereka anggap sebagai “kebaikan bersama”.

Dalam buku itu pula, Machiavelli menuturkan, seorang pemimpin lebih baik ditakuti daripada dicintai jika ingin mempertahankan kekuasaannya. 

Cinta, menurut Machiavelli, bisa berubah dalam sekejap.

Namun rasa takut akan menetap. Dan ini diperlukan dalam kepemimpinan yang baik dan kuat, dan mencegah pemberontakan.

Menghalalkan segala cara ini termasuk pula memanfaatkan ekologi media dan praktek jurnalistik yang buruk. Yang sering kali memberikan ruang yang lebar untuk tokoh-tokoh yang lantang namun menyesatkan. 

Di era ini, kita mengenal praktek seperti ini dalam maraknya komunikasi politik menggunakan buzzer dan influencer.

Yang lantang menyampaikan pesan si pembayar. Bukan menyampaikan kebenaran.

Karakter Machiavelli inilah yang kemudian menghasilkan Machiavellisme dalam ilmu psikologi kepribadian. 

Karakter Machiavelli adalah salah satu dari tiga jenis karakter dark triad, tiga karakter gelap yang harus dihindari. Machiavellisme, narsistik, dan psikopati.

Namun berbeda dengan narsistik yang haus validasi, Machiavellian justru seorang manipulator ulung.  

Untuk itu, Machiavellian tidak segan-segan untuk memanipulasi orang lain, berbohong, bertindak tidak berperasaan, dan mengabaikan etika dan moralitas.

Kategori :