HEBOH Duel Carok Antara Mertua Versus Menantu di Probolinggo, Ini Makna Carok yang Penuh Kontoversi

Minggu 01-09-2024,18:44 WIB
Reporter : Fadly
Editor : Edward Desmamora

Penyebab utamanya yaitu terjadinya pelecehan terhadap istri orang lain atau sengketa tanah dan sumber daya alam.

Carok dilakukan dengan dua cara, yaitu ngonggai dan nyelep. Senjata yang digunakan hanya celurit.

Persyaratan melakukan Carok yaitu kadigdajan, tampeng sereng, dan banda.


--

Dalam masyarakat Madura, melecehkan istri dan anak orang lain merupakan hal yang memalukan bagi suaminya dan keluarganya. 

BACA JUGA:Pelaku Duel Maut di Depan Pintu Tol Keramasan Kertapati Sebut Korban Ingkar Janji, Terancam Hukuman Mati

BACA JUGA:Duel Maut di Depan Tol Keramasan Ternyata Bermotif Sakit Hati, Upah Penjualan Solar Hanya Dibayar Rp25 Ribu

Masyarakat Madura menganggap istri sebagai bagian dari kehormatan laki-laki, sehingga bentuk pelecehan apapun berarti mencari kematian.

Salah satu prinsip hidup masyarakat Madura yaitu membalas sesuatu sama persis dengan perbuatan yang diterimanya. 

Bila ada anggota keluarga yang terbunuh, maka keluarganya juga akan membalas dengan cara yang sama. 

Pemenang Carok selalu menyimpan baju dan senjata lawan yang dibunuhnya dan kemudian memberikannya kepada anak dan kerabat dekat pelaku Carok yang terbunuh. 

BACA JUGA:Dua Pelaku Duel Maut di Terminal Pasar Satelit Lubuklinggau yang Tewaskan Warga Muratara Menyerahkan Diri?

BACA JUGA:Pelaku Duel Maut yang Tewaskan Pemilik Warung Kopi di Jalan Serelo Ditangkap, Bravo Pak Polisi

Tujuannya adalah untuk membalaskan dendam atas kematiannya. Hal ini membuat Carok menjadi sesuatu yang diwariskan secara turun temurun.

Dalam perkara sengketa, Carok dijadikan sebagai cara terakhir untuk menyelesaikan masalah. 

Pihak yang bersengketa akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu untuk mencapai kesepakatan damai. Jika tidak terjadi kesepakatan maka Carok diterapkan.

Kategori :