Monkey Pox Dinilai Tak Membahayakan, Angka Kematian Hanya di Bawah 3 Persen

Minggu 01-09-2024,07:34 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Hetty

Dikatakan Tedros, bahwa jelas respon internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah ini (cacar monyet) dan menyelamatkan nyawa.

Masih dalam informasinya, wabah cacar monyet menyebar melalui kontak dekat satu sama lain dan biasanya disertai dengan gejala ringan namun bisa berakibat fatal pada sejumlah kasus.


Virus Monkey Pox hanya bisa ditularkan dengan kontak fisik. --

Penyakit cacar monyet dapat menyebabkan gejala seperti Flu hingga lesi berisi nanah pada tubuh yang terinfeksi.

Wabah di Kongo dimulai dengan penyebaran varian endemik, yang dikenal sebagai klade I. 

BACA JUGA:Waspada, Meski Belum Ditemui di Indonesia, Kenali Gejala Cacar Monyet

BACA JUGA:Hayo, Pakar Soroti Dugaan Keterkaitan Cacar Monyet dengan Aktivitas Gay dan Biseksual

Namun, varian baru klade Ib, tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat rutin, termasuk hubungan seksual.

Virus ini telah menyebar dari Kongo ke negara-negara tetangga, termasuk Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, yang memicu tindakan dari WHO.

Tedros mengatakan pada hari Rabu bahwa WHO telah mengeluarkan dana darurat sebesar US$1,5 juta dan berencana untuk mengeluarkan lebih banyak lagi dalam beberapa hari mendatang. 

Rencana respons WHO akan membutuhkan dana awal sebesar US$15 juta, dan badan tersebut berencana untuk meminta bantuan dana dari para donor.

BACA JUGA:Cacar Monyet Serang Gay dan Biseks, Netizen: Salah Besar, Monyet Tak Ada yang Homoseksual

BACA JUGA:ASTAGHFIRULLAH! Gejalanya Mirip Cacar Monyet, Wabah Flu Tomat Serang Ratusan Anak di India

 

Sementara itu, Profesor Dimie Ogoina, ketua komite darurat cacar monyet WHO mengatakan, semua anggota dengan suara bulat setuju bahwa lonjakan kasus saat ini merupakan peristiwa luar biasa dengan jumlah kasus yang mencapai rekor di Kongo.

Vaksin dan perubahan perilaku membantu menghentikan penyebaran ketika jenis cacar monyet yang berbeda menyebar secara global, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria, dan WHO mengumumkan keadaan darurat pada tahun 2022.

Kategori :