“Yang harusnya khas adalah cukonya, cukonya itu harus asli dari Palembang kayak gini misalnya mas. Namanya gulo Linggau,” terang Dwi sembil menunjukkan gula yang dia maksud.
“Oke mari kita langsung icip (pempeknya),” ujar Agus Juliand sambil menyantap hidangan pempek di depannya.
BACA JUGA:Pria Penyelundup Sabu Dalam Pempek Belah ke Lapas Kayuagung Ternyata Residivis
BACA JUGA:Petugas Lapas Kayuagung Gagalkan Penyelundupan Sabu yang Dimasukkan Dalam Pempek Belah
“Beda bro, cukonyo memang terasa banget, manis tuh bener-benar manis pahit pekat gitu loh bro,” kata Agus Juliand.
Dwi kemudian menjelaskan mengapa dia membuka usaha pempek ini.
“Ini berawal dari chalenge mahasiswa, saya ‘kan ngajar bisnis banyak teorinya ketika ditanya bisnis apa yang sukses, jadi tertantang untuk berpikir apa ya? akhirnya saya buatlah, salah satunya pempek ini mas,” ungkapnya.
“Berarti, jadi mbaknya ini resign tuh cuma pengen membuktikan kepada mahasiswanya,” tegas Agus Juliand.
BACA JUGA:Pria Penyelundup Sabu Dalam Pempek Belah ke Lapas Kayuagung Ternyata Residivis
BACA JUGA:Petugas Lapas Kayuagung Gagalkan Penyelundupan Sabu yang Dimasukkan Dalam Pempek Belah
“Itu salah satunya,” jawa Dwi.
“Waduh”, Agus Juliand mengungkapkan keheranannya.
Lokasi bisnis pembek Dwi ini berada di jalan Glondong Meter Surobayan, Argomulyo, Sedayu, Bantul Yogyakarta. Namanya Kedai Makoja di Utara masjid Al Hikmah Surobayan.
Kedai pempek Dwi ini buka pukul 5.30 s/d 20.00 (Disampingnya warung Yojo si Habibie).
BACA JUGA:Pria Penyelundup Sabu Dalam Pempek Belah ke Lapas Kayuagung Ternyata Residivis
BACA JUGA:Petugas Lapas Kayuagung Gagalkan Penyelundupan Sabu yang Dimasukkan Dalam Pempek Belah