“Isilah kita daftar online, terus daftar online sudah tuh tapi kok belum masuk-masuk, di kuota itu masih ada kalau secara nilai bagus aja. Jurusan yang ditujunya ada kuota tiga orang masih terisi dua, tapi nggak masuk”.
“Akhirnya saya datang lah ke sekolah SMKN 1, saya tanya gini-gini, berarti terlempar. Saya coba Wa kepala sekolahnya juga, saya kasih lihat lah rekomendasi di dari Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI)," ungkapnya.
Dengan susah payah tak berujung berhasil, Sang Ayah Edelweiz Auradiva akhirnya pasrah dan pindah ke sekolah lain dengan rasa kekecewaannya.
Ya sudahlah, akhirnya saya nunggu dua hari sampai hari pendaftaran online prestasi.
Mau masuk ke mana lagi, sudah habis jalur prestasi. Artinya, prestasinya nggak dianggap aja 'kan berarti.
Nggak pengaruh pemain timnas atau apa, artinya kita legowo aja mungkin ini yang terbaik.
Saya nggak mempermasalahkan sih mas, nggak mau ini itu saya diam saja," tuturnya.
Terkait perbincangan yang ramai dibicarakan ini, diakuinya saat Anggota DPRD Balikpapan Nurhadi Saputra menanyakan kegagalan Edelweiz Auradiva di salah satu sekolah favorit tersebut.
Kepala SMKN 1 Balikpapan, Mujadi menyampaikan ketidaklulusan jalur prestasi Edelweiz Auradiva sudah dicatat dalam buku sekolah.
"Intinya gini mas, anak itu umpannya tim nasional atau juga apa kita nggak ngerti,” katanya.