"Kita mengikuti ketentuan hari berkaitan dengan ibadah dan di Arab Saudi telah melihat hilal. Apabila di sebuah negeri telah melihat hilal makanya segerakan laksanakan sholat Ied," ungkapnya.
BACA JUGA:BRI Siap Layani Nasabah Selama Libur Idul Adha 1445 H
BACA JUGA:PHK Massal: Ekonomi Lesu, Buruh Pabrik dan Pegawai Kantoran Terdampak
Terkait perbedaan terbit hilal ini, Syahrul berharap semestinya hal itu tidak perlulah dipertentangkan. Karena perbedaan waktu dengan Arab Saudi paling lama 12 jam.
Artinya, tidak terjadi perbedaan hari, harusnya dengan begitu ada semangat umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia untuk menyatukan kekuatan bersama-sama melaksanakan sholat Ied pada hari yang sama.
Menurut Syahrul, pelaksanaan sholat Idul Adha ini sebelumnya dilaksanakan di beberapa lokasi. Selain di Masjid Al-Mustanir.
Melainkan juga berlangsung di sejumlah lokasi diantaranya di Kalidoni, Pipa Reja, Mas Karebet dan di Ogan Ilir (OI).
BACA JUGA:Politik Dari Sudut Pandang Ekonomi. Prof Didik : Apa Isu Seksi Yang Harus Dilakukan Cakada?
BACA JUGA:Portal Web PPDB Palembang Tak Bisa Diakses, Orang Tua Calon Siswa SD-SMP Panik!
Sebagaimana telah diberitakan, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama telah menetapkan bahwa Idul Adha 1445 H tahun ini jatuh pada hari Senin, 17 Juni 2024.
Jika Idul Adha adalah 10 Dzulhijjah, maka 9 Dzulhijjah-nya atau Hari Arafah, hari dimana jamaah haji wukuf di Arafah, dengan ketentuan ini mestinya akan jatuh sehari sebelumnya, yakni 16 Juni 2024.
Sementara pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah jatuh bertepatan dengan tanggal 7 Juni 2024, maka Wukuf atau Hari Arafah (9 Dzulhijjah) jatuh pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Dengan demikian Idul Adha (10 Dzulhijjah) akan jatuh pada hari Ahad, 16 Juni 2024, bukan hari Senin, 17 Juni seperti ketetapan pemerintah Indonesia.