IESR juga aktif mendorong transformasi menuju sistem energi rendah karbon dan berkelanjutan dengan melakukan asistensi, pengembangan kapasitas, dan membangun kemitraan strategis dengan aktor pemerintah dan nonpemerintah.
Dalam satu tahun terakhir, IESR melakukan program kerja “Transisi Energi Berkeadilan dan Transformasi Ekonomi di Wilayah Penghasil Batu Bara”, dengan fokus program di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Cegah Korupsi, Pemprov Sumsel dan KPK RI Kolaborasi Bikin Konten Informasi ke Masyarakat
BACA JUGA:'Kampus Merah' di Palembang Didemo Aliansi Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan, Begini Tuntutannya!
Transisi energi telah menjadi agenda penting negara-negara di dunia sesuai penegasan komitmen Paris Agreement dengan tujuan untuk membatasi kenaikan temperatur global di bawah 20C.
Indonesia juga menunjukkan komitmennya dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat dengan menelurkan UU No.16 tahun 2016.
Komitmen tersebut juga menghasilkan turunan lain, berupa komitmen internasional pemerintah untuk menurunkan emisi karbon sebesar 31,89 persen dan 41% pada tahun 2030, yang dituangkan dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution(E-NDC).
Upaya mitigasi perubahan iklim membutuhkan aksi mitigasi serta adaptasi yang terencana, baik melalui penyikapan di tingkat nasional maupun di daerah, tidak terkecuali di Provinsi Sumatera Selatan.
Melalui Rencana Umum Energi Daerah (RUED) 2020-2050, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menegaskan komitmennya dengan mencanangkan target bauran energi terbarukan sebesar 21,06 persen di tahun 2025 dan 22,56 persen di tahun 2050.
BACA JUGA:Hari Ini, Jokowi Kunker ke 3 Daerah di Sumatera Selatan, PJ Gubernur: Persiapan Matang!
Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan, IESR, Marlistya Citraningrum memaparkan, transformasi menuju sistem energi dan ekonomi berkelanjutan memerlukan inovasi kebijakan yang berlandas pada kajian ilmiah berbasis data.
“Keberadaan IESR di Sumatera Selatan adalah untuk bekerja secara strategis dengan beragam pemangku kepentingan, melakukan pendampingan teknis dan pengembangan kapasitas, serta membangun jaringan dengan pemerintah maupun non-pemerintah,” ungkap Marlistya
“Kami juga telah melakukan sejumlah penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dengan akademisi Universitas Sriwijaya untuk mengkaji tantangan dan peluang transformasi ekonomi di Sumsel,” sambungnya.
Marlistya juga menekankan bahwa proses transisi energi harus pula dilakukan secara berkeadilan.
BACA JUGA:Puluhan Jukir Liar Minimarket di Palembang Terjaring Razia Penertiban Petugas Gabungan