“Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jamaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jamaah menginap sebelum waktu makan tiba,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda.
BACA JUGA:Pura-pura Salat, Pria Ini Curi Kotak Amal di Musala SPBU Ulak Ketapang OKI
BACA JUGA:Sah! MK Tolak Permohonan Gugatan Suara, PKN Antarkan Lucianty Pahri Berpeluang Rebut 1 Kursi DPRD
Widi, selaku perwakilan PPIH Arab Saudi, telah mengimbau para jamaah haji Indonesia untuk segera mengonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum melewati batas waktu yang tertera pada kemasan makanan.
Hal ini penting untuk menjaga kualitas dan keamanan makanan, serta mencegah terjadinya keracunan makanan.
"Jadi jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam box makanan. Sehingga perlu diperhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi," jelasnya.
Untuk makan pagi pukul 09.00 pagi Waktu Arab Saudi (WAS), makan siang pukul 16.00 WAS, dan makan malam pukul 21.00 WAS yang tertera di kemasan makanan.
BACA JUGA:Libur Panjang, Tempat Wisata di Ogan Ilir Diserbu Pengunjung, Polsek Tanjung Raja Siagakan Personel
BACA JUGA:3 Kapolsek Jajaran dan Sejumlah Pejabat Utama Polrestabes Palembang Dimutasi, Siapa Saja?
Lanjut dia, selama di Tanah Suci, jamaah mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.
“Secara keseluruhan, selama di Madinah jamaah mendapat makan 27 kali maksimal dan di Makkah sebanyak 84 kali,” terang Widi saat menyampaikan keterangan resmi Kemenag, di Jakarta, Rabu 22 Mei 2024.
Selain itu, masih kata dia, selama berada di Armuzna, jamaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah.
Dia mengungkapkan, ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jamaah haji Indonesia.
BACA JUGA:Hari Ini, Jamaah Haji Kloter 21 Asal Kabupaten OKI Tiba di Tanah Air
BACA JUGA:Hari Ini, Jamaah Haji Asal OKI Menuju Madinah untuk Melaksanakan Arbain, Akhir Juli Tiba Ditanah Air
Untuk menghadirkan cita rasa Nusantara, terang Widi, bumbu yang digunakan berasal dari produk bumbu Indonesia. Tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia, total kebutuhan lebih dari 200 ton.