SUMEKS.CO - Pertempuran Mansoura atau Al-Mansurah dan alasan umat islam tetap diam ketika Palestina di genosida habis-habisan.
Pertempuran Al Mansurah berlangsung pada 4 Dzulqa’dah 647 H atau 1248 M, antara Tentara Salib yang dipimpin oleh Louis IX.
Raja Perancis ini memimpin pasukannya menuju Mesir untuk menyerang pasukan Ayyubiyah pimpinan Emir Fakhruddin Yusuf, Faris ad-Din Aktai dan Baibars al-Bunduqdari.
BACA JUGA:The Heroes of Baitul Maqdis! 3 Sosok Pemimpin Muslim Pembebas Tanah Al-Aqsha Menurut Sejarah Islam
BACA JUGA:The First Muslimah Nurse, Kisah Sahabat Wanita yang Menjadi Perawat Pertama dalam Sejarah Islam
Perang ini terjadi di sebuah kota kecil bernama Al-Mansurah di utara Mesir, antara 30 ribu pasukan nasrani gabungan banyak negeri di Eropa.
Mereka melawan tentara muslim Mesir berjumlah 4600 pasukan berkuda dan 6000 pasukan pejalan kaki.
Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan tidak bergantung pada jumlah pasukan melainkan karena kuatkan keimanan dan keyakinan umat islam terhadap agamanya.
Pada pertengahan abad ke-13, Tentara Salib menjadi yakin bahwa Mesir ialah jantung pasukan dan gudang senjata Islam.
BACA JUGA:Justice League In Real Life, Liga Keadilan Dunia Nyata Bukti Gemilangnya Sejarah Islam
BACA JUGA:Zombie dalam Sejarah Islam? Ini Dia Tokoh Penting dari Afrika Barat yang Mengajarkan Cara Menambang
Mesir dianggap sebagai hambatan bagi ambisi mereka untuk merebut Yerusalem yang telah lepas dari genggaman mereka untuk kedua kalinya pada tahun 1244.
Pada tahun 1245, selama Konsili Lyon Pertama, Paus Innosensius IV memberikan dukungan penuhnya bagi Perang Salib Ketujuh yang sedang dipersiapkan oleh Louis IX, Raja Prancis.
Tujuan Perang Salib Ketujuh adalah untuk menghancurkan Dinasti Ayyubiyah di Mesir dan Suriah, dan merebut kembali Yerusalem atau yang kita kenal sekarang bernama Palestina.