SUMEKS.CO - Mengenal sosok Imam Ibnu Khuzaimah, seorang ulama ahli hadits yang berkontribusi besar dalam intelektual islam namun salah satu karyanya malah disingkirkan.
Imam Ibnu Khuzaimah yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah An-Naisaburi, adalah salah satu tokoh penting dalam bidang Hadis pada abad ke-4.
Ibnu Khuzaimah lahir pada bulan Safar 223 H atau yang bertepatan dengan 838 M di Naisabur, sebuah kota di Khurasan, yang sekarang terletak di bagian timur laut negara Iran.
BACA JUGA:Ulama Asal Kuwait Ini Larang Memajang Foto di Medsos, Bagaimana dengan Pandangan Islam?
BACA JUGA:The Story of Ibnu Taimiyah, Sosok Ulama dan Penulis Paling Berpengaruh dalam Dunia Islam
Sejak kecil, Ibnu Khuzaimah tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang taat beragama.
Ibnu Khuzaimah memulai pendidikannya dengan belajar Al-Quran, dan baru kemudian belajar hadis kepada seorang ulama di Marwa, yaitu Muhammad bin Hisyam dan Ibnu Qutaibah.
Setelah usianya genap 17 tahun dia melakukan perjalanan intelektual ke berbagai negeri Islam seperti ke Marwa, Rayy, Syiria, Mesir, Washith, Baghdad, Bashrah, Kufah dan lain-lain.
Selama perjalanan intelektualnya, dia belajar kepada banyak ulama besar di masanya sehingga menerima banyak sekali ilmu.
BACA JUGA:Kisah Syaikh Al-Farazdaq, Ulama yang Lidahnya Dipotong Karena Selalu Memuji Rasulullah SAW
Ibnu Khuzaimah telah banyak mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk mengkaji hadis.
Salah satu karyanya yang sangat penting dan banyak mendapat apresiasi di kalangan ulama, adalah Ash-Shahih.
Ash-Shahih adalah sebuah karya dalam bidang hadis yang memuat hadis-hadis shahih yang tidak disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.