Menjelajahi Tradisi Mappasau Kapal Tongkang: Ritual Pelepasan Calon Haji Suku Bugis di Banyuasin

Senin 13-05-2024,14:59 WIB
Reporter : Aqda
Editor : Rahmat

Biasanya orang Bugis nantinya akan menginap selama dua hari atau menjelang keberangkatan ke tanah suci untuk menjalankan ibadah haji.

BACA JUGA:Istri Epy Kusnandar Bela Suami yang Tengah Terjerat Kasus Narkoba, Ternyata Asal OKU Selatan

BACA JUGA:Bakal Ada 23 Daerah Pemekaran di Pulau Sumatera, Tak Lagi 10 Tapi Jadi 33 Provinsi, Mau Bikin Negara Sendiri?

"Biasanya nginap dua malam, baru berangkat ke asrama haji,"ungkapnya.

Saat keberangkatan dari perairan menuju kota Palembang, orang Bugis itu sendiri yang akan berangkat haji akan diantar secara ramai oleh sanak saudara, keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam suka dan duka.

"Memang sudah menjadi tradisi selalu diantar bersama sama keluarga, guna membantu dan memberikan support pada jemaah haji,"terangnya.

Nantinya di dalam kapal tongkang itu, mereka akan berkumpul hingga masak untuk sehari hari.

BACA JUGA:Juara Baru Bundesliga! Dominasi Bayern Munchen Keok, Leverkusen Tampil Tak Terkalahkan dengan 50 Kemenangan

BACA JUGA:Calon Jamaah Haji OKI Mulai Ambil Koper Haji untuk Keberangkatan ke Tanah Suci

"Masak sama - sama oleh saudari atau ibu ibu yang pengantar haji,"imbuhnya.

Diakuinya kalau dulu keadaan sering tidak aman, sehingga berkelompok berangkat menggunakan kapal tongkang.

"Zaman tahun 80 - an sangat rawan di daerah 16 ilir, tapi Alhamdulillah sekarang aman dan sangat nyaman,"katanya.

Orang Bugis sendiri merantau dan datang sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah ke Bumi Sedulang Setudung.

Tradisi Mappasau Kapal Tongkang tidak dilakukan oleh semua masyarakat Bugis di Banyuasin. Tradisi ini hanya dilakukan oleh beberapa keluarga tertentu yang masih memiliki kapal tongkang.

Saat ini, tradisi Mappasau Kapal Tongkang semakin jarang dilakukan karena banyak calon jamaah haji yang memilih untuk berangkat ke tanah suci dengan menggunakan pesawat terbang.

Kategori :