Como kali terakhir tampil di Serie A Italia pada tahun 2003.
Mereka kemudian degradasi hingga harus terlempat ke kasta kompetisi ketiga.
Lebih parahnya lagi, Como mengamali kebangkrutan yang membuatnya harus terlempar dari kompetisi profesional dan bermain di liga amatir atau serie D.
Kepemilikan klub yang bermarkas di Stadion Comunale G. Sinigaglia itu kemudian diambil alih oleh Akosua Puni Essien dan perlahan mulai bisa bangkit dari keterpurukan dengan kembali naik ke serie C.
BACA JUGA:Adrien Rabiot, Pilih Setia di Juventus Ketimbang Terima Tawaran Dua Klub Liga Inggris
BACA JUGA:AC Milan Hanya Menang Tipis Lawan 8 Pemain Lazio, Rossoneri Tertahan di Posisi 3 Klasemen Serie A
Mereka sempat terjerembab cukup lama di kompetisi Serie C Italia mulai 2009 hingga 2020.
Kala itu, mereka cukup banyak melakukan pergantian pelatih, mulai Antonio Di Bari, Amilcare Rivetti Pietro Porro, hingga Carlo Sabatini.
Pada tahun 2019, kepemilikan Como kembali diambil alih oleh pengusaha asal Indonesia, oleh Michale Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono melalui salah satu unit perusahaannya, yakni SENT Entertainment Ltd
Kehadiran Hartono bersaudara, perlahan namun pasti, memberi dampak pada perkembangan klub.
Keseriusannya dibuktikan melalui investasi infrastruktur olahraga baru, pembangunan akademi secara serius, hingga rekonstruksi stadion.
BACA JUGA:Adrien Rabiot, Pilih Setia di Juventus Ketimbang Terima Tawaran Dua Klub Liga Inggris
BACA JUGA:AC Milan Hanya Menang Tipis Lawan 8 Pemain Lazio, Rossoneri Tertahan di Posisi 3 Klasemen Serie A