FA kemudian merancang sejumlah aturan baku atau “Laws of the Game” yang kemudian menjadi formalisasi pada 1863.
Aturan offside, baru dimasukkan ke aturan baku itu dua dekade berselang sebagai Law 11 (Aturan 11) dengan maksud agar permainannya lebih fair.
Aturan offside dirancang untuk memastikan permainan yang adil dan seimbang antara tim yang menyerang dan tim yang bertahan.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024 Usai Kandas 0-2 dari Uzbeksitan
Aturan ini mencegah pemain memanfaatkan keuntungan yang tidak fair dengan memposisikan diri lebih dekat ke gawang lawan daripada posisi bola dan pemain lawan terakhir saat bolanya dimainkan.
Implementasinya sangat bergantung pada keputusan yang diambil ofisial pertandingan, utamanya dua hakim garis.
Menjadi tanggungjawab para hakim garis untuk mengamati permainan, termasuk situasi-situasi offside, sekaligus membantu wasit untuk membuat keputusan-keputusan yang akurat.
Aturan ini acap kali memicu perdebatan dan kontroversi, khususnya sejak diperkenalkannya teknologi VAR (secara global sejak 2018) yang salah satu kegunaannya untuk memperkuat keakuratan keputusan-keputusan offside.
BACA JUGA:Resmi Timmas Indonesia Protes Wasit Nasrullo Kabirov, Berikut Agenda Piala Asia U-23 Malam Ini.
VAR membuat ofisial pertandingan bisa meninjau potensi offside dengan menganalisa rekaman video dari berbagai sudut.
Ini pula yang menjadi concern pengamat sepakbola Timo Scheunemann. Via video yang diunggahnya di akun Instagram-nya, @timo_scheunemann, Kamis (30/4/2024), sosok yang akrab disapa Coach Timo itu menyayangkan aturan offside kembali untuk kesekian kali memicu kontroversi.
“Jempol kaki membuat kita akhirnya dianulir golnya. Tetapi itulah aturan offside yang membuat sakit hati, kadang-kadang karena (dihitung) betul-betul centimeter. Ini sesuatu yang kontroversial dan tahun depan akan diubah dengan yang disebut dengan Wenger Rule (Wenger Law),” ujar eks-pelatih Persema Malang dan Persiba Balikpapan tersebut.
Aturan offside Wenger Law tengah diuji dan dipertimbangkan banyak pihak, termasuk FIFA sebagai otoritas sepakbola dunia, untuk kemungkinan diterapkan mulai musim kompetisi 2024-2025.
BACA JUGA:PSSI Nyatakan Protes ke AFC Usia Keputusan Kontroversial Wasit, Nasrullo Kabirov