Dengan pertumbuhan yang tidak terkendali, Foerster menyatakan bahwa akhir dunia akan terjadi pada tahun 2026, atau dua tahun dari sekarang.
BACA JUGA:Na’udzubillah! Ini Dia 4 Orang yang Dibenci dan Tidak Disapa Allah SWT Pada Hari Kiamat Kelak
Menurutnya, pada tahun 2026, populasi manusia akan mencapai batas maksimum yang dapat ditanggung oleh planet Bumi.
Foerster menghitung dengan matematika yang rumit dengan menambahkan banyak faktor.
Misalnya bencana skala besar seperti perang nuklir, pembentukan masyarakat dunia yang kooperatif, pengembangan metode teknis yang menghasilkan pasokan makanan tanpa terbatas, dan lainnya.
"Populasi yang cerdas akan memusnahkan diri mereka sendiri. Anak cucu kita tak akan kelaparan. Mereka akan diperas hingga meninggal," kata Foerster.
BACA JUGA:Para Ilmuwan Telah Prediksi Kapan Kiamat Terjadi, Inilah Rilis Jadwal Kiamat Berdasarkan Penelitian
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa meski teknologi produksi makanan makin canggih, tak akan mampu melampaui kecepatan kelahiran manusia.
Jumlah manusia memang meroket sepanjang abad ke-20 dari 3 miliar pada tahun 1960 ketika Foerster membuat prediksinya, menjadi 8 miliar saat ini.
Foerster mengatakan jika umat manusia ingin menghindari kiamat, maka pemerintah harus melakukan intervensi untuk mengontrol laju populasi yang kian cepat.
Salah satunya, ia mengatakan bisa dengan mengeluarkan kebijakan pajak yang lebih tinggi bagi keluarga dengan anak lebih dari dua.
BACA JUGA:Tanda Kiamat Sudah Dekat, Banyak Mata Air Keluar di Arab Saudi! Padang Pasir Berubah Jadi Sungai?
Terlepas dari pada itu, tidak dipungkiri banyaknya sejumlah prediksi-prediksi dari berbagai ahli atau pakar tentang kiamat juga terkadang tidak terbukti.