Hasil Rampasan Perang Jepang Rp2,5 Miliar, Kini Harta Karun di Provinsi Sumbar Diakui Sebagai Warisan Dunia

Minggu 21-04-2024,07:26 WIB
Reporter : Fadly
Editor : Zeri

Insinyur tambang Jacobus Leonardus Cluysenaer dan Daniel David Veth adalah sosok insinyur asal Belanda yang turut serta dalam proyek pertambangan di Ombilin sejak 1874, Kedua insinyur tersebut melanjutkan apa yang dilakukan oleh W H de Greeve pada 1872.

VOC yang menguasai Pulau Cingkuak menjadikan pulau tersebut sebagai jangkar dalam menduduki Kota Padang. Produksinya juga baru dilakukan setahun kemudian setelah infrastruktur pendukung rel kereta api yang menjadi jalur pengangkutan dan pelabuhan selesai dibangun.

Satu dekade kemudian ekspedisi tersebut pun diteruskan oleh R DM Verbeck seorang ahli kebumian yang juga menemukan simpanan batu bara di sepanjang alur sungai yang jumlahnya sekitar puluhan juta ton.

BACA JUGA:Tiongkok Cina Keruk Harta Karun Dipenuhi Emas Murni di Solok Selatan Provinsi Sumbar, Sebulan Angkut 30 Kg?

BACA JUGA:Emas Murni 1 Juta Ton di Daerah Pemekaran Provinsi Bengkulu Luasnya 2 Kali Lipat Kota Palembang, Benarkah?

Dengan waktu yang sebentar setelah produksi batu bara tambang di Sawahlunto pun menjadi gabungan antara teknologi Eropa dan juga kekayaan alam yang ada di Indonesia. Bahkan Sawahlunto menjadi kawasan yang diakui sampai saat ini sebagai situs tambang tertua di Asia Tenggara.

Pertambangan di Sawahlunto juga mempunyai metode pertambangan yang langka karena cara menambangnya dari bawah tanah dan melewati lorong-lorong. Hal tersebut juga sampai saat ini Ombilin menjadi tambang batu bara di Indonesia yang memakai metode tambang bawah tanah.

Kategori :