Selain nilai historisnya, tambang batu bara Ombilin juga menjadi contoh penting dari pertukaran teknologi pertambangan antara Belanda dan daerah jajahannya.
Teknologi tinggi yang digunakan untuk mengeksplorasi deposit batu bara di Sawahlunto juga menjadi bukti bahwa manusia dapat mengatasi tantangan ekstrem alam dengan tekad dan inovasi.
Setelah ditetapkan sebagai warisan dunia, pengelolaan WTBOS menjadi tantangan tersendiri.
Badan Pengelola yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa situs ini dijaga, dirawat, dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Partisipasi masyarakat lokal juga menjadi kunci dalam menjaga kelestarian warisan ini.
Pengakuan dari UNESCO bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan.
Melalui pengelolaan yang bijaksana, WTBOS dapat terus menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi mendatang.
Sebagai bagian dari perjalanan sejarah Indonesia, tambang batu bara Ombilin Sawahlunto adalah peninggalan yang patut dijaga dengan baik demi keberlanjutan masa depan yang lebih baik.
Menurut artikel lain juga menyebutkan, tambang Batu Bara Ombilin adalah bekas tambang batu bara di Kota Sawahlunto, tepatnya di lembah sempit di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra Barat, Indonesia.
BACA JUGA:Wow! Meski Dinyatakan Berbahaya, Gunung Erebus di Antartika Ini Semburkan Debu Emas Rp97 Juta Sehari
Letaknya sekitar 70 kilometer (43 mi) dari timur laut Kota Padang, ibu kota provinsi. Tambang ini dikenal sebagai situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara dan satu-satunya tambang batu bara bawah tanah di Indonesia. Tambang ini dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk, dikutip dari Wikipedia.