SUMEKS.CO - Game online yang sangat mudah diakses oleh anak-anak telah menjadi masalah besar bagi generasi Indonesia.
Pemerintah menyadari bahwa game online memiliki potensi besar untuk merusak karakter dan mental anak-anak, serta memengaruhi mereka terhadap kekerasan, pelecehan, pornografi, dan konten seksual.
Untuk mencegah timbulnya masalah tersebut, pemerintah sedang menyelesaikan Peraturan Presiden (Perpres) tentang perlindungan anak dari game online.
Perpres ini bertujuan untuk mengawasi game online dan konten yang berpotensi berbahaya, dengan rencana untuk memblokir konten yang melanggar, seperti Free Fire.
BACA JUGA:Inilah Bocoran 4 Fitur Baru Game Online Football Manager 2024
BACA JUGA:Pecinta Game Catat Ini! Berikut Daftar Game Online Penghasil Uang Tercepat Tahun 2023, Langsung Cair
Nahar sebagai Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan bahwa saat ini terdapat progres dalam tahap harmonisasi antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih dalam tugas, fungsi, dan kewenangan mereka.
Pemerintah menyadari bahwa game online memiliki potensi besar untuk merusak karakter dan mental anak-anak, serta memengaruhi mereka terhadap kekerasan, pelecehan, pornografi, dan konten seksual.--
Menurutnya, pengaruh dari game online memiliki dampak yang banyak dan kompleks, termasuk konten yang tidak sesuai, perilaku, kontak fisik, dan perilaku konsumen.
Nahar menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap game seperti Free Fire, karena risiko perkembangan perilaku yang dapat membahayakan dan mempengaruhi anak-anak.
BACA JUGA:Pecinta Game Catat Ini! Berikut Daftar Game Online Penghasil Uang Tercepat Tahun 2023, Langsung Cair
BACA JUGA:Lagi Asyik Main Game Online, Ersandi Ditusuk
Stenny Prawitasari, seorang psikolog, setuju dengan pandangan pemerintah. Dia menilai bahwa banyak game seperti Free Fire memiliki risiko besar dalam memengaruhi kesehatan mental dan emosional anak-anak karena konten kekerasan yang terkandung di dalamnya.
Menurutnya, bermain game semacam itu secara berulang dapat mengurangi sensitivitas seorang anak terhadap konsekuensi nyata dan dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.