Hal itu karena adanya perasaan senasi sebagai negara Asia yang sama-sama tidak dijajah oleh bangsa barat.
Pada tanggal 14 Juli 1889, Sultan Abdul Hamid II mengirimkan rombongan untuk menyebarkan agama Islam atas permintaan Kaisar Mutsuhito. Rombongan ini terdiri dari pada dai, 607 awak dan 57 perwira yang dipimpin laksamana Utsman Pasha.
Rombongan ini tiba di Yokohama pada tanggal 7 Juni 1890. Setelah menyelesaikan tugas dakwah, utusan tersebut memutuskan untuk kembali ke tanah air. Namun, dalam perjalanan menghadapi badi yang menyebabkan lebih dari 550 orang tewas.
Warga Jepang kemudian menginisiasi penggalangan dana untuk membantu korban tersebut. Bantuan tersebut dikirim langsung ke Turkir dan Shotaro Noda, ikut dalam kafilah tersebut.
BACA JUGA:Tradisi Ziarah Kubro dan Eksistensi Habib, Ternyata Begini Sejarah Habib Berikut Tingkatannya
Tahun 1900-an
Kemajuan agama Islam di Jepang semakin pesan dengan dibangunnya Masjid Kobe pada tahun 1935.
Masjid Kobe yang dibangun berkat dukungan komunitas Turki-Tatar, menjadi masjid pertama di Jepang.
Masjid ini terletak di distrik Kitano di Kobe, Jepang. Arsitektur bangunan dengan gaya Turki tradisional oleh arsitek Ceko Jan Josef Svagr.
BACA JUGA:Mengenal Ibnu Khaldun : Sang Pelopor Sosiologi Islam, Kritik Terhadap Penulisan Sejarah Terdahulu
Setelah melalui perkembangan organisasi dan persilangan budaya dengan negara Islam, lahirlah cendikiawan muslim Jepang terkemuka seperti Umar Yamaoka dan Hasan Hatano.
Tahun 2000-an
Pada saat ini agama Islam di Jepang makin pesat. Dimana The Economist mencatat pada tahun 2019 jumlah umat muslim di Jepang mencapai 230 ribu jiwa lebih atau 0,2 persen dari total penduduk Jepang.