Yaitu, Desa Siring Alam, Desa Tanjung Agas, Desa Suka pindah, Desa Ulak Kerbau Baru dan Desa Ulak Kerbau Lama.
"Jadi, disini merupakan lokasi pemakaman bagi warga lima desa yang ada di Kecamatan Tanjung Raja," paparnya.
Saking ramainya pengunjung makam, tradisi ini juga membawa berkah bagi para pedagang kembang, makanan, dan minuman.
Betapa tidak, ramainya kondisi makam membuat masyarakat yang melakukan ziarah ke makam, biasanya sering merasa haus dan lapar.
Jadi, hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang kecil yang ingin meraup cuan dari tradisi Mintar Kembang.
BACA JUGA:Tradisi Jelang Puasa, Airlangga Ziarah Makam Keluarga di Astana Oetara
BACA JUGA:Lebaran Idulfitri Hari Kedua di Ogan Ilir, Wisata Air Diserbu Warga dari Berbagai Penjuru
"Ramai sekali memang yang jualan, ya ini merupakan rezeki tahunan bagi para pedagang," lanjutnya.
Ramainya pengunjung yang melakukan ziarah ke makam yang ada di Desa Siring Alam ini, juga sering berdampak pada arus lalu lintas.
Dimana, akan terjadi kemacetan lalu lintas yang berada di kawasan menuju lokasi pemakaman yang ada di Desa Siring Alam. Sehingga, harus menyiagakan petugas parkir.
"Biasanya masyarakat setempat secara sukarela akan membantu mengatur lalu lintas, serta kendaraan pengunjung ketika akan ke makam," katanya lagi.
Kemacetan arus lalu lintas yang ada di kawasan ini juga biasanya tidak luput dari perhatian Sat Lantas Polres Ogan Ilir, yang turut membantu mengatur lalu lintas.
BACA JUGA:Salat Idulfitri Terakhir di Masa Jabatannya, Bupati Ogan Ilir Ucapkan Permohonan Maaf
"Terkadang ada juga polisi yang mengatur kelancaran kendaraan yang melintas," tutupnya.