Tiga hari berselang, kembali terjadi penembakan dimana Bripda Arnaldobert dan Bripda Sandi Defrit menjadi korbannya.
Dan yang terbaru ini, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, telah menewaskan Praka Riadi, setelah mengalami luka tembak di dada kanan menembus bahu kiri.
Diberitakan sebelumnya, terkait proses pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, yang belum juga bisa dilakukan ditanggapi oleh Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan.
Menurut Izak, sejak awal terjadinya penyanderaan Pilot Susi Air, pihaknya terus berupaya melakukan pembebasan.
BACA JUGA:Kembali Berulah! KKB Papua Tembaki Personil TNI-Polri, Kontak Senjata Tak Terelakkan
"Dengan berbagai pendekatan yang mungkin bisa membantu kami untuk melakukan pembebasan itu sendiri," paparnya.
Adapun upaya yang sudah dilakukan TNI, antara lain, melakukan komunikasi dengan pihak keluarga, tokoh adat, dan gereja.
"Komunikasi ini intensif kita lakukan dalam rangka membantu untuk proses negosiasi dengan pihak KKB yang menyandera pilot Susi Air," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya ini, telah menyandera Pilot Susi Air itu lebih dari satu tahun lamanya.
KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, bersedia melepaskan Pilot Susi Air itu hanya dengan satu syarat, yaitu agar Pemerintah Indonesia melepaskan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
BACA JUGA:5 Gerombolan KKB ‘Pindah Alam’ Saat Kontak Tembak dengan Pasukan TNI di Yahukimo Papua Pegunungan
"Saya pikir itu hal yang tidak mungkin. Tidak akan mungkin itu. Kita akan tetap menjaga Papua dalam NKRI," kata dia.
Walaupun negosiasi masih berjalan, Izak menyatakan Pemerintah Selandia Baru telah menyerahkan sepenuhnya proses pembebasan pilot Susi Air kepada pihak Indonesia.
Izak juga menambahkan, bahwa proses pembebasan Pilot Susi Air masih membutuhkan negosisasi disertai kesabaran dan konsistensi.