"Tenang, stok masih banyak,” sahut penjual.
Rui Yu merasa takut setelah mendapat sindiran dan perlakuan kurang menyenangkan dari emak-emak tersebut.
Situasi seperti ini tentu tidak diharapkan oleh siapapun, terutama di bulan Ramadan yang penuh dengan toleransi dan saling menghormati.
"Padahal kita cuma pengen rasain takjil dikit ajaaa. Kalo mau beli takjil, yang punya mata kicil-kicil (sipit) kita harus ijin ke mana dulu?” pungkasnya.
Tak hanya itu, rupanya ada beberapa alasan dibalik War Takjil ini. Yakni, mereka ingin merasakan atmosfer Ramadan yang penuh dengan kebersamaan dan toleransi.
Termasuk, mereka ingin mencicipi berbagai kuliner khas Ramadan yang tidak available di luar bulan Ramadan. Lalu, mereka ingin menunjukkan rasa solidaritas dan support kepada umat Muslim yang sedang berpuasa.
Dimana adanya fenomena borong takjil ini memiliki beberapa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah War Takjil atau borong takjil menunjukkan toleransi dan keragaman budaya di Indonesia.
Nonis dan Muslim dapat saling berinteraksi dan berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan. Di sisi lain, borong Takjil juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif. Salah satunya adalah potensi terjadinya "war" atau rebutan takjil, terutama di jam-jam menjelang buka puasa.
BACA JUGA:Apa Hukum Orang Tua Ajarkan Anak Puasa Setengah Hari? Simak Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah
BACA JUGA:Ciwi-ciwi Merapat! Ini 5 Rekomendasi Tas Selempang Terbaru, Tampil Lebaran Makin Stylish dan Elegan
Hal ini dapat menyebabkan kemacetan dan kekacauan di tempat-tempat penjualan takjil.
Berikut tips berburu takjil agar aman dan nyaman.
1. Rencanakan waktu berburu takjil. Hindari pergi di jam-jam menjelang buka puasa, di mana biasanya terjadi keramaian.
2. Pilih tempat berburu takjil yang terorganisir. Carilah tempat yang memiliki banyak penjual dan area yang luas, sehingga tidak terjadi kerumunan.