SUMEKS.CO - Fenomena masyarakat non-Islam (Nonis) yang berlomba-lomba membeli takjil di bulan Ramadan 1445 Hijriah memang menarik untuk disorot.
Viralnya video Nonis yang berburu takjil di media sosial menunjukkan antusiasme mereka terhadap tradisi Ramadan.
Fenomena ini menarik perhatian banyak orang dan memicu berbagai komentar dan reaksi.
Tradisi berjualan takjil di bulan Ramadan memang sudah menjadi kebiasaan di berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA:XL Axiata Dorong Pendidikan Digital di Pesantren Langkat dengan Donasi Kuota dan Router
Tradisi berjualan takjil di bulan Ramadan sudah menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat Indonesia.
Setiap sore menjelang waktu berbuka puasa, umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa akan berbondong-bondong mencari takjil untuk membatalkan puasanya.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi bagian dari budaya Ramadan di Indonesia. Takjil yang dijual pun beragam, mulai dari makanan tradisional seperti kolak, gorengan, dan es cendol, hingga makanan kekinian seperti boba dan croffle.
Tahun ini, antusiasme masyarakat non-Islam terhadap takjil Ramadan tampaknya semakin meningkat. Hal ini terlihat dari banyaknya video viral di media sosial yang menunjukkan Nonis (non-Muslim) berburu takjil dengan penuh semangat.
BACA JUGA:Penuh Kreativitas! WBP Lapas Muara Beliti Asah Keahlian di Berbagai Bidang
BACA JUGA:Update! Jadwal Imsakiyah Bulan Ramadan 1445 untuk Palembang dan Sekitarnya
Fenomena 'war takjil' yang viral di media sosial memang menghadirkan konten lucu dan menghibur. Di balik kelucuan tersebut, terdapat makna positif yang patut diapresiasi.
Seperti salah satu akun yang turut meramaikan konten war takjil adalah TikTok @_ruiyu. Namun bedanya, perempuan bernama Rui Yu itu harus disemprot emak-emak lantaran dianggap terlalu banyak memborong takjil.
Fenomena Nonis (non-Muslim) yang berburu takjil di bulan Ramadan semakin marak dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memicu beragam reaksi, mulai dari positif hingga negatif.