Sebelum islam datang, kawasan Afrika Utara ini banyak dikuasai oleh banyak bangsa seperti Yunani dari Eropa dan Fenisia dari Asia.
Orang-orang Romawi pun pernah menguasai wilayah penting ini dan secara terus-menerus mengambil paksa tanah penduduk asli yaitu Suku Berber untuk para petani Romawi.
Suku Berber sebagai penduduk asli di Afrika Utara justru terbawa arus dalam penyembahan agama Mesir Kuno dan dewa-dewa berhala yang berasal dari mitologi setempat.
BACA JUGA:Sejarah Shalat Tarawih dari Zaman Rasulullah SAW yang Banyak Alami Perubahan Dalam Jumlah Rakaatnya
BACA JUGA:Punya Makna ‘Extremely Hot’, Simak Sejarah Penamaan Bulan Ramadhan dan Awal Mula Perintah Puasa
Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintis pada masa kekhalifaan Umar ibn al-Khattab.
Masa Muawiyah yang dipimpin panglima Uqbah bin Nafi' bisa mengalahkan kekuasaan Romawi di Afrika Utara.
Dalam pembangunan IKD (Ibu Kota Dakwah) di Afrika Utara, kaum muslimin menemukan sebuah masalah.
Banyak kota-kota yang sudah masuk dalam naungan islam, namun ketika para mujahid pulang, kota tersebut kembali kepada kekufuran.
BACA JUGA:Mengenal Bayt Al-Hikmah, Perpustakaan Terbesar Dunia Sebagai Pusat Keilmuan Zaman Keemasan Islam
Alasan inilah yang menjadikan Uqbah bin Nafi’ merencanakan untuk membangun IKD (Ibu Kota Dakwah) menjadi pusat dua hal penting yaitu dakwah dan jihad.
Kedua hal penting ini menjadi tujuan strategis agar umat islam semakin kuat dan penyebaran islam menjadi lebih mudah.
Pada saat Kota Kairouan dibangun, Uqbah bin Nafi’ berdoa sebagai berikut,
“Ya Allah, penuhilah kota ini dengan ilmu dan fiqh, makmurkanlah ia dengan orang-orang yang taat pada-Mu dan para ahli ibadah. Dan jadikan kota ini sebagai kemuliaan untuk agama-Mu, kehinaan bagi siapapun yang kufur kepada-Mu. Dan muliakanlah islam dengan kota ini.” (Al Mudun Wal Atsar Al Islamiyyah fil Aalam).
BACA JUGA:Simak Tips Belajar Ala Islam Agar Ilmu Makin Bermanfaat dan Nggak Mudah Hilang dari Kepala