“Karena pengalaman saya, mereka yang saya ambil dari jalanan, yang ditemui keluarga itu baru dua orang, yaitu Yoga dan Nenek Gelam,” ungkapnya.
“Jadi tidak perlulah sekarang kita saling menyalahkan, saling menghujat. Itu semua masa lalu,” harapnya.
Nenek gelam juga jika ditanya, lanjut Pak Agus, pastinya akan menjawab tidak mau tinggal di jalanan.
“Tapi ini semua takdir yang harus dijalani,” sebutnya.
Intinya sekarang, Nenek Gelam sudah mendapatkan tempat tinggal yang layak dan sudah menjadi keluarga besar Yayasan Bagus Mandiri Insani Palembang.
“Alhamdulillah nenek sudah ketemu dengan Asmadi, dan Asmadi jauh-jauh dari Lubuklinggau demi menemui orang tuanya”, jelasnya.
Jadi itulah kisah perjalanan hidup nenek gelam, jadi biarlah masa lalu nenek kita tak perlu lagi saling menyalahkan.
Pak Agus berharap jangan ada lagi saling menyalahkan, karena yang ada malah kita mendapatkan dosa jariah. Jadi bukan hanya amal jariah saja, tapi juga dosa jariah.
“Jadi jangan ada lagi komentar-komentar yang negatiflah. Kita tidak tahu cerita awal kehidupan awal nenek gelam, jadi lebih baik diam,” imbaunya.
BACA JUGA:Rawat Ratusan ODGJ di Palembang, Yayasan Bagus Mandiri Insani Palembang Terapkan Sistem Piket
Pak Agus juga berdoa agar semua yang ada di yayasan saat ini, semua yang dirawat di panti, para relawan diberikan kesehatan dan panjang umur.