SUMEKS.CO - Penentuan awal Ramadan ditentukan oleh kemunculan hilal yang dipantau di berbagai lokasi yang ada di Indonesia. Lantas, bagaimana cara melihat hilal?
Untuk di Indonesia sendiri, cara melihat hilal umumnya dilakukan dengan dua cara, yakni rukyatul hilal dan hisab.
Umat musim di seluruh Indonesia baru bisa memulai berpuasa jika kedua metode tersebut telah memenuhi syarat, serta mendapatkan keputusan melalui Sidang Isbat.
Lantas, bagaimana cara melihat hilal dan apa saja tanda-tanda yang perlu diperhatikan? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.
BACA JUGA:Memahami Perhitungan Astronomis Awal Ramadhan, Menanti Kehadiran Hilal 1445 H
Mengenal Tanda Hilal
Arti hilal dalam bahasa Arab adalah bulan sabit yang tampak. Dalam astronomi, hilal ialah untuk menyebut bagian bulan pada hari setelah terjadinya ijtima.
Sederhananya, hilal merupakan bulan sabit paling tipis dengan kedudukan rendah yang muncul di atas cakrawala saat matahari terbenam.
Hilal berbeda dengan bulan sabit pada umumnya. Penampakan hilal bisa dipastikan terjadi pada awal bulan.
Jadi, bulan sabit tipis yang terlihat di pagi dan siang hari tak dapat dianggap sebagai hilal karena bulan tersebut masuk dalam fase akhir yang artinya tidak terjadi pada pada awal bulan.
Metode Pengamatan Hilal
Secara teknis, terdapat tiga metode yang digunakan untuk melihat hilal di Indonesia, yaitu dengan mata telanjang, menggunakan alat bantu optik, dan memakai teleskop dengan sensor atau kamera.
Penggunaan teleskop dengan sensor atau kamera bisa memberikan gambar atau citra hasil olahan denyut elektronik yang disebut sebagai fenomena kasat–kamera.
Adapun pengamat hilal perlu mengambil sumpah terlebih dahulu oleh Kementerian Agama dan Hakim. Jika perlu, akan dimintai bukti.