Saat observasi dilakukan, pengamat mengarahkan alat optik, biasanya berupa teleskop, binokuler, monocular, dan teodolit, ke arah barat di mana matahari terbenam.
Setelah matahari terbenam, barulah alat optik diarahkan ke posisi hilal sesuai dengan hasil perhitungan.
Adapun metode lainnya adalah penumpukan gambar atau stacking. Caranya adalah dengan mengambil gambar hilal dalam interval tertentu.
Misalnya, gambar diambil pada jangka waktu 5 menit. Gambar yang diambil sejumlah 10 dan kemudian ditumpuk.
Apabila hilal terlihat tipis dari gambar yang diambil, maka akan kelihatan lebih tebal apabila ditumpuk.
Cara Melihat Hilal
Secara umum, terdapat dua cara melihat hilal yang diterapkan di Indonesia, yaitu rukyatul hilal dan hisab. Berikut penjelasannya:
1. Rukyatul Hilal
Cara melihat hilal yang umumnya digunakan di Indonesia ialah rukyatul hilal. Metode ini telah digunakan sejak awal Islam masuk di Indonesia.
BACA JUGA:Sambut Ramadan dengan 6 Mukena Terusan Terbaru, Paling Stylish!
Pada awalnya, rukyatul hilal dilakukan dengan mata telanjang, tanpa menggunakan alat bantu optik.
Pengamatan dengan metode rukyah ini didasarkan pada perintah Rasulullah SAW kepada umat muslim untuk melakukan observasi hilal secara langsung.
Dengan kata lain, pengamatan secara riil dengan mata merupakan hal yang terpenting dalam penentuan hilal.
Apabila hilal tak terlihat karena terhalang awan, maka itu artinya kita belum memasuki bulan baru.