Gerakan pengendalian OPT penggerek batang padi ini dengan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH).
BACA JUGA:Cukup Makan Kurma! Ngemil Sehat Nggak Harus Mahal, Buah Favorit Nabi yang Nggak Bikin Gemuk
BACA JUGA:Jam Tangan Penyelam Legendaris, Hamilton Merilis Khaki Navy Frogman dengan Casing 41 MM
"Ada 317 hektar lahan di Desa Karang Binangun yang kita adakan pengendalian. Namun yang mempunyai dampak hama sundep hanya seluas 70 hektar," ucap Junadi.
Tujuannya tambah Junadi, agar tanaman padi masyarakat tumbuh subur dan tidak terserang hama. Dengan demikian, diharapkan hasil panen dapat meningkat.
"Gerakan pengendalian OPT ini salah satu langkah kita dalam membantu para petani. Sehingga dapat meminimalisir dampak serangan hama," jelas Junadi.
Junadi berharap, massa tanam awal tahun ini tanaman padi petani bisa panen dengan maksimal.
BACA JUGA:Pria Ini Ungkap Harga Beras di Polandia Rp3800 per Kilogram, Indonesia ‘Menangis’ Rp15 Ribu
Sebab, saat ini kebutuhan pupuk dirasa sudah sangat cukup. Hal ini berkat adanya upaya Bupati OKU Timur dalam menyikapi kelangkaan pupuk.
Jadi kata Junadi, petani yang tergabung dalam kelompok tani, dipastikan mendapatkan pupuk subsidi sesuai dengan jatahnya masing-masing.
Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan pupuk petani lainnya, saat ini Pemkab OKU Timur telah memproduksi Pupuk Cair Organik (POC) BioEnos.
Dimana, POC ini merupakan hasil pemanfaatan limbah sampah yang dìolah menggunakan berbagai campuran alami lainnya.
BACA JUGA:New Desain dari Suzuki Vitara Brezza 2024, SUV Premium untuk Kesempurnaan Keluarga
POC ini juga diagikan secara gratis kepada para petani melalui kelompok masing-masing. Ini bentuk perhatian pak Bupati untuk petani.