Satu per satu kapal dagangnya hancur dihantam rudal Yaman, bahkan ada yang hancur hanya akibat serangan drone.
Padahal kapal induk Amerika dan Inggris bermuatan puluhan pesawat tempur sudah lama stand by di Laut Merah.
Jutaan dolar uang pajak rakyat mereka habis untuk perang hanya di Laut Merah, belum lagi gabungan negara NATO harus menghadapi perang di Ukraina dan Israel.
BACA JUGA:Yaman Dibombardir Koalisi AS dan Inggris, Milisi Houthi Lancarkan Serangan Balasan di Laut Merah
Alhasil Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron meminta bantuan China, sebab China menjadi negara yang kapal daganganya selama ini aman-aman saja.
Apakah China akan membantu?
Tentu saja tidak, karena China sudah masuk aliansi Rusia, dan saat ini sudah meninggalkan dolar untuk perdagangan internasionalnya.
AS dan Inggris akan terus mencari cara menaklukkan Yaman, padahal permintaan Yaman sepele, hentika genosida Israel di Palestina dan buka lebar-lebar pasokan bantuan makanan pada pengungsi Palestina.
Seperti diberitakan, 12 Januari 2024 Amerika Serikat bersama Inggris mulai melakukan serangan udara besar-besaran ke Yaman.
Ibu kota Yaman menjadi sasaran serangan bom lewat udara, melalui pesawat tempur yang mengudara dari kapal induk mereka.
Dan siang harinya Yaman langsung merespon melakukan serangan balik.
Akibatnya fatal, satu pesawat tempur Amerika jenis F-22 ditembak jatuh dan sebuah kapal fregat milik Amerika dihantam rudal di Laut Merah.
Konflik di Timur Tengah makin memanas, Amerika dan Inggris masuk ke dalam kancah peperangan di Timur Tengah.
Pejuangn Houthi Yaman merespon dengan sangat baik.