Kontrak tersebut terancam dibatalkan karena penundaan dan potensi kenaikan biaya hingga A$65 miliar. Badan Pemeriksa Keuangan Australia juga mengkritik proses pengadaan tersebut.
Rencana Hunter yang direvisi berarti angkatan laut Australia sekarang akan menerima enam dari sembilan kapal yang direncanakan semula. Australia juga akan memperoleh 11 fregat tambahan yang dapat dikirim lebih cepat.
Perombakan angkatan laut ini dilakukan setahun setelah Tinjauan Pengeluaran Pertahanan Australia mengumumkan perubahan strategis terbesar dalam postur militernya dalam hampir 80 tahun, dengan alasan bahwa persaingan ketat Tiongkok-AS telah menjadi ciri khas kawasan Pasifik.
BACA JUGA:Berkunjung ke Sumatera Utara, Prabowo Disambut Belasan Ribu Warga di Deli Serdang
Laporan tersebut menyebut pembangunan militer Tiongkok sebagai “yang terbesar dan paling ambisius di antara negara mana pun sejak akhir perang dunia kedua".