Selain itu beberapa alat sederhana, seperti kotak kosong dengan krayon atau balok susun,
bisa menjadi sarana si kecil untuk mencoba hal-hal baru dengan belajar sambil bermain sekaligus melatih kreativitas yang dimilikinya.
5. Mengetahui gaya belajar anak
Perlu diketahui bahwa ada tiga gaya belajar, yakni auditori, visual, serta kinestetik.
Anak dengan gaya belajar tipe auditori lebih cepat memahami hal baru melalui indra pendengaran, lalu pada anak dengan gaya belajar tipe visual mengandalkan penglihatannya untuk dapat menyerap informasi baru,
kemudian anak dengan gaya belajar tipe kinestetik akan melakukan banyak gerakan ketika sedang belajar, contohnya dengan menggerakkan kaki, tangan, maupun anggota tubuh lainnya, tujuannya agar sang anak dapat lebih mudah berkonsentrasi.
Karena itu dengan mengetahui gaya belajar Si Kecil, maka orang tua atau guru bisa membantu anak dalam belajar dengan lebih nyaman, sehingga si kecil pun mampu memproses serta memahami pengetahuan baru dengan lebih maksimal.
6. Melatih kecerdasan emosional anak
BACA JUGA:Jangan Panik! Ini 8 Tips yang Tepat dan Efektif untuk Mengatasi Anak Tantrum
Bukan hanya melatih kecerdasan intelektual saja, orang tua juga perlu membangun kecerdasan emosional anak sejak kecil.
Kecerdasan emosional adalah salah satu faktor yang bisa menjadi tolak ukur kesuksesan anak, baik saat di sekolah ataupun saat anak beranjak dewasa dan memasuki dunia kerja nantinya.
Bantulah anak untuk dapat mengenali dan mengelola emosinya dengan baik.
Contohnya, jika ketika teman sang anak tak sengaja merusak mainannya, maka orang tua harus menjelaskan bahwa hal tersebut ketidak sengajaan agar anak bisa mengerti dan tak membuatnya menyimpan perasaan dendam.
BACA JUGA:Tidak Hanya Tertawa, Ternyata 7 Ciri-Ciri Ini Menandakan Anak Bahagia, Orang Tua Wajib Tahu!
7. Menghargai dan mengapresiasi proses belajar anak