SUMEKS.CO – Tren fashion berubah secepat video tiktok viral? Fast fashion jawabannya, industri ini menyajikan tren terbaru dengan harga terjangkau.
Ingatkah dulu untuk mendapatkan pakaian baru berarti harus menabung selama berminggu-minggu, dengan hati-hati memilih sesuatu yang disukai dan akan dikenakan selama bertahun-tahun?
Nah, fast fashion telah mengubah permainan, menawarkan pakaian trendi dengan kecepatan kilat dan harga yang sangat murah.
Fast fashion telah menjadi fenomena global dalam beberapa dekade terakhir. Industri ini menawarkan pakaian trend terkini dengan harga yang terjangkau.
Fast fashion telah membuat pakaian menjadi lebih mudah diakses daripada sebelumnya. Tapi seperti kebanyakan hal yang terlalu bagus sekaligus murah, ada sisi gelap dari fast fashion ini.
Dibalik kesuksesan fast fashion, ada dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Ketika jalan-jalan di mall sering tergoda beli baju-baju baru hanya untuk sekali pakai? Dengan dalih untuk outfit ke satu acara tertentu yang ga begitu penting. Udah kayak jajan ice cream viral, habis manis sepah dibuang.
Merek-merek seperti Zara, Uniqlo dan H&M menjadi dewa tren fast fashion. Ketika melihat manisnya tergiur untuk membeli, sampai dirumah numpuk dilemari bahkan lupa belum pernah memakainya dan berujung di tumpukan baju bekas, bahakan ditempat sampah.
BACA JUGA:Wow Gaya Vintage Kembali Berjaya di Tahun 2024, Yuk Intip Model Fashion Hits yang Bisa Ditiru
Gak harus jalan ke mall, bahkan rebahan dikasur pun selalu disuguhkan iming-iming manisnya fashion-fashion terbaru yang selalu berganti bahkan setiap hari.
Goodstat membuat sebuah survei mengenai perilaku digital dan akses media yang melibatkan 733 responden. Hasilnya, dari survei tersebut menunjukan bahwa sebanyak 65,7% responden mengaku pakaian atau fashion menjadi jenis barang yang paling sering dibeli saat berbelanja online.
Lebih dari setengah pembelianya dihabiskan untuk belanja fashion terkini. Mesikun tergolong konsumsi pokok, pakaian kini bukan lagi menjalankan fungsinya sebagai kebutuhan pokok.
Pakaian sebagai bagian fashion telah menjadi pemuas dahaga yang ga ada ujungnya. Belanja fashion menjadi konsumsi terbanyak menandakan bahwa fashion saat ini menjadi komoditas pemuas keinginan bukan kebutuhan.