SUMEKS.CO - Pulau Socotra merupakan kepulauan yang terdiri dari empat pulau terpisah dan terletak di Samudera Hindia.
Dengan luas ukuran sekitar 13.600 km persegi, menjadikan Pulau Socotra termasuk sebagai pulau terbesar yang menyimpan ragam flora dan fauna.
Masih bagian dari wilayah Republik Yaman tapi di sebelah tenggara, sekaligus merupakan pulau terbesar yang membentang di arah timur dari Tanduk Afrika.
Meski eksotis, tapi Pulau Socotra adalah pulau yang penuh misteri dan legenda, karena pulaunya sendiri merupakan pulau paling terisolasi di bumi.
Salah satunya wilayahnya adalah Pegunungan Hajhir yang menempati bagian dalam Pulau Socotra, sedangkan dataran pantai yang sempit terletak di utara dan dataran yang lebih luas di selatan.
Pulau di Socotra antara lain, sebelah barat daya dan barat terdapat pulau-pulau kecil Samḥah dan Darzah, yang disebut al-Ikhwan (Saudara) dan Abd al-Kuri, yang semuanya juga milik Yaman.
Pulau-pulau tersebut berdiri di tepian karang dan mungkin zaman dahulu pernah terhubung dengan daratan Afrika dan Arab.
Salah satu hal yang paling menarik dari pulau ini adalah Flora dan Faunanya, karena memiliki jenis spesies yang masih banyak belum diidentifikasi.
BACA JUGA:Warga Amerika Ini Heran Toko iPhone di Jepang Tanpa Pengaman, Calon Pembeli Bebas Melihat Barang
1. Flora di Pulau Socotra
Flora Socotra mencakup beberapa spesies terkenal, di antaranya mur, kemenyan, dan pohon darah naga.
Dari semua jenis flora di Pulau Socotra, mungkin yang paling terkenal adalah pohon darah naga, dengan nama latin Dracaena cinnabari.
Dinamakan pohon darah naga karena setiap luka pada kulit kayu akan menghasilkan getah cairan merah tua yang keluar dari bekas luka pohonnya.
Getahnya telah digunakan untuk kosmetik dan pengobatan di Socotra dan tempat lain sejak zaman kuno.
Pohon lain dengan sejarah panjang yang penting adalah Kemenyan. Delapan dari dua puluh empat spesies penghasil kemenyan merupakan spesies endemik Kepulauan Socotra.
Karena dataran pulau Socotra itu gersang, maka beberapa jenis pohon yang ada di Socotra telah beradaptasi dengan batangnya yang menggembung sehingga dapat menyimpan air.
Mungkin contoh yang paling terkenal adalah mawar gurun, dengan nama ilmiah Adenium obesum socotranum, yang juga dikenal sebagai pohon botol, bentuknya mirip seperti botol.
BACA JUGA:Pangeran Terkaya Brunei Abdul Mateen Nikahi Rakyat Biasa, Ini Besaran Maharnya!
Yang tak kalah menariknya adalah pohon mentimun, dengan nama ilmiah Dendrosicyos socotranus, merupakan salah satu pohon tertinggi di Socotra.
2. Fauna di Pulau Socotra
Fauna di Pulau Socotra terbilang sangat menakjubkan, bagaimana tidak, pulau ini telah menjadi rumah bagi 225 spesies burung, 6 di antaranya adalah spesies endemik seperti burung pipit Socotra, Socotra Cisticola, Jalak Socotra, Burung Sunbird Socotra, Burung Kicau Socotra, dan Socotra Bunting yang paling langka.
Selain itu, daerah ini merupakan tempat tinggal bagi banyak spesies burung yang datang bermigrasi dan berkembang biak dari lebih dari 45 spesies seperti Flamingo, Kuntul Sapi, Bangau Karang, dan Burung Camar.
Salah satu populasi burung yang paling mencolok adalah Hering Mesir, dengan Socotra yang memiliki kepadatan tertinggi yang tercatat secara global.
Selain ragam spesies burung, terdapat 190 spesies kupu-kupu dan 600 spesies serangga, keduanya memiliki proporsi endemik yang tinggi sekitar 90%
Fauna reptil juga sangat kaya dengan 19 dari total 22 spesies dianggap endemik. Juga terdapat kambing, domba, sapi, dan unta sebagai hewan peliharaan yang umum di pulau Socotra.
Sedangkan kelelawar adalah satu-satunya mamalia asli pulau ini, dan hanya sedikit yang beruntung dapat melihat musang yang sulit ditangkap.
Dunia bawah air juga tak kalah menakjubkan, Socotra memiliki campuran spesies dari wilayah biogeografis yang berbeda sama sekali dari Samudra Hindia Barat, Laut Merah, Afrika Timur, dan Indo-Pasifik yang lebih luas.
Pulau Socotra merupakan rumah bagi lebih dari 730 spesies ikan pesisir, 230 spesies karang keras dan lima di antaranya endemik, dan 30 spesies karang lunak.
Tidak hanya ikan, juga terdapat 300 spesies krustasea, 490 spesies moluska, dan 230 spesies alga.
Penyu juga bersarang di utara pulau dan kepiting air tawar endemik, Potamon socotrensis, banyak ditemukan di aliran air.
Oleh sebab itu pada tahun 2008 Pulau Socotra ditetapkan UNESCO sebagai Situs Warisan.
Sedangkan penduduknya sudah lama menganut agama Kristen, namun agama tersebut menghilang dari pulau tersebut pada abad ke-17.
Pulau Socotra telah lama diperintah oleh Sultan Mahra di Yaman tenggara. Kekuasaan mereka di Socotra terhenti oleh pendudukan Portugis antara tahun 1507 dan 1511 Masehi.
Pada tahun 1834 Inggris mencoba namun gagal untuk membeli pulau tersebut; namun pada tahun 1880-an, sultan menerima perlindungan Inggris untuk seluruh kesultanan.
Kesultanan ini berakhir pada tahun 1967, ketika Socotra menjadi bagian dari Yaman Selatan yang merdeka, dan kemudian Yaman utara dan selatan bersatu menjadi Republik Yaman.(*)